Kepala Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Rusprita Putri Utami, mengatakan bertutur melalui cerita dapat memberikan pengalaman pembelajaran lebih menyenangkan. Selain itu, tutur cerita akan lebih interaktif dan bermakna bagi siswa.
“Dengan memadukan bertutur melalui cerita dalam pendidikan, siswa dapat terlibat secara aktif dalam pembelajaran dan memperoleh pemahaman yang lebih tentang konsep dan nilai yang diajarkan. Sehingga dengan demikian, metode ini bisa jauh lebih efektif,” ujar Rusprita dalam keterangannya di Jakarta, Senin, 17 April 2023.
Rusprita menyebut pemilihan tema cerita harus lebih baik. Salah satu konsep dan nilai yang perlu diajarkan lewat tuturialah tentang kebinekaan atau keragaman.
“Tentu bukan sesuatu yang mudah bagi kita untuk membangun iklim kebinekaan di satuan pendidikan. Perlu kolaborasi dan kerja sama serta metode yang tepat agar peserta didik mudah memahami dan mempelajari tentang kebinekaan dengan cara yang menyenangkan,” tutur Rusprita.
Sejak 2021, Puspeka telah menyusun Modul Wawasan Kebinekaan Global dan melatih 45 master trainers yang kemudian mengimbaskan kepada 1.502 guru. Selain itu, Puspeka juga bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek dalam program pengimbasan. Hingga saat ini, sudah terlatih 28.254 peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG), 1.576 guru pada Program Sekolah Penggerak, dan 5.211 peserta Guru Penggerak.
Puspeka juga telah menyusun Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan uji coba di 10 provinsi yang melibatkan 110 fasilitator guru dan 450 peserta didik pada 77 satuan pendidikan. Sementara itu, terkait pencegahan intoleransi, Puspeka telah memproduksi dan menyebarluaskan 52 konten video pembelajaran dan sudah ditonton 17.620.259 penonton.
Insan kreator sekaligus pegiat pendidikan, Chiki Fawzi, mengungkapkan bertutur melalui cerita bukan hanya efektif untuk anak-anak. Guru dan tenaga pendidik juga dapat menerapkan metode bercerita untuk dapat saling memberikan inspirasi dan berbagi tentang kebinekaan.
Chiki menyebut bertutur melalui cerita juga harus memanfaatkan media dan cerita relevan. Misalnya, guru dapat bercerita kepada siswa menggunakan media gambar atau sambil berdendang untuk menyebarluaskan pesan kebinekaan.
“Kalau audiensinya anak-anak, kita bisa pakai boneka sambil mendongeng, yang penting pesannya tersampaikan,” ujar Chiki.
| Baca juga: Puteri Indonesia 2022 Laksmi DeNeefe Ingin Anak dari Keluarga Prasejahtera Gemar Membaca |
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id