Sekolah SD di Bekasi.  Foto: MI/Ramdani
Sekolah SD di Bekasi. Foto: MI/Ramdani

Siswa Lintas Zonasi Hanya untuk Berburu Sekolah Favorit

Ilham Pratama Putra • 03 Juli 2020 12:46
Jakarta: Ketua Sanggar Anak Alam (Salam) Yogyakarta, Toto Raharjo melihat adanya "penyakit" dalam jalur zonasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Dia memandang masih ada siswa yang menghalalkan segala cara hanya untuk masuk ke sekolah negeri favorit.
 
Bahkan tidak sedikit siswa yang menempuh cara tidak sportif, seperti secara administratif mengubah domisilinya agar masuk ke dalam zona sekolah tertentu.
 
"Dengan cara apapun mereka akhirnya bisa melakukan lintas zona. Kenapa mereka bisa melakukan itu? Hanya karena ingin masuk sekolah favorit," kata Toto dalam Webinar Kongres Kebudayaan Desa, Kamis 2 Juli 2020.

Untuk itu, cap sekolah favorit di Indonesia harus dihapuskan. Hal itu guna menghindari adanya modus lintas zona yang dilakukan siswa.  Menghilangkan cap sekolah favorit adalah dengan meningkatkan kualitas seluruh sekolah agar sama-sama menjadi favorit.
 
"Kualitas sekolah ini harus diperbaiki. Satu-satunya yang boleh seragam di pendidikan kita ya kualitas sekolahnya ini," lanjutnya.
 
Baca juga:  PPDB Mepet Tahun Ajaran Baru Menyulitkan Sekolah Swasta
 
Dalam catatan Toto, sistem zonasi juga tidak dipertimbangkan dengan baik. Sebab pembangunan sekolah di masa lalu tidak mempertimbangkan asas zonasi.
 
"Dulu kan membangun sekolah, kita tidak punya peta untuk zonasi hari ini. Pembangunannya sekolah dulu tidak mempertimbangkan kepadatan wilayah atau apa," ungkap Toto.
 
Karena keberadaan sekolah yang terlanjur tidak merata dan tidak berasas zonasi ini, penyeragaman kualitas pendidikan diperlukan. Saat kualitas seragam, maka cap sekolah favorit bisa dihapuskan.
 
"Ini memang rumit dan pusing sekali memperbaiki ini agar bisa seragam. Pertama untuk mengatasi itu harus ada pemetaan kembali, selanjutnya baru kita bisa 'bubarkan' itu yang nama-nama sekolah favorit agar dia (siswa) tidak lintas zona," pungkasnya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan