Mengetahui Sejarah Hari Guru Sedunia 5 Oktober dan Perbedaannya dengan Hari Guru Nasional.
Mengetahui Sejarah Hari Guru Sedunia 5 Oktober dan Perbedaannya dengan Hari Guru Nasional.

Begini Sejarah Hari Guru Sedunia yang Diperingati setiap 5 Oktober

Putri Purnama Sari • 04 Oktober 2022 16:57
Jakarta: Hari Guru Sedunia yang diperingati tiap 5 Oktober adalah suatu perayaan terhadap dedikasi guru. Hari Guru Sedunia ini pertama kali diperingati pada tahun 1994.
 
Tujuan diperingatinya hari guru ini sebagai bentuk dukungan kepada guru-guru di seluruh dunia. Dukungan ini dicanangkan untuk memberi keyakinan bahwa generasi masa depan kehidupannya ditentukan oleh guru.
 
United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) menyatakan peringatan Hari Guru Sedunia merupakan wujud rasa peduli, pemahaman, dan apresiasi untuk guru yang mengajar dan mendidik membangun generasi.

Penetapan Hari Guru sedunia ini berdasarkan penandatanganan dokumen UNESCO terkait status guru di dunia. Dalam dokumen yang ditandatangani dijelaskan standar perekrutan, pelatihan guru di dunia, dan kondisi pekerjaan guru bisa diadvokasi.
 
Tidak hanya sebatas penghargaan atas jasa-jasa guru di dunia, Hari Guru Sedunia juga menjadi tolok ukur terkait hak, tanggung jawab, rekrutmen, dan kegiatan belajar mengajar.
 
Di beberapa negara, Peringatan Hari Guru Sedunia dilakukan dengan cara sederhana, yaitu dengan memberikan hadiah kecil seperti bunga atau coklat yang diberikan oleh siswa. Hal ini bertujuan sebagai ungkapan terima kasih dari siswa kepada guru yang mengajarnya. Adapun tema Hari Guru Sedunia 2022 yang dicanangkan UNESCO adalah “The transformation of education begins with teachers”.
 
Baca: Hari Guru Sedunia Diperingati 5 Oktober, Apa bedanya dengan Hari Guru Nasional?

Berbeda dengan Hari Guru Sedunia, Indonesia juga memperingati Hari Guru Nasional yang diperingati setiap tanggal 25 November bersamaan dengan hari ulang tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Hari Guru Nasional tidak akan lepas dari peran serta PGRI yang dahulunya bernama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB).
 
Dilansir dari academia.edu, Pada tahun 1912 PGHB menjadi organisasi yang bersifat unitaristik yang anggotanya terdiri dari para guru bantu, guru desa, kepala sekolah, dan pemilik sekolah. Dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda mereka umumnya bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua. Selain itu PGHB juga bekembang menjadi organisasi guru yang juga bercorak keagamaan, dan juga kebangsaan.
 
Setelah dua decade, nama PGHB diubah menjadi PGRI, perubahan ini mengejutkan pemerintah Belanda karena kata “Indonesia” yang mencerminkan semangat kebangsaan sangat tidak disenangi oleh Belanda. Tetapi sebaliknya, kata “Indonesia” sangat didambakan oleh guru dan bangsa Indonesia.
 
Semangat perjuangan guru di Indonesia makin berkobar dan memuncak pada kesadaran dan cita-cita. Perjuangan guru tidak lagi jadi perjuangan perbaikan nasib, tidak lagi menjadi perjuangan kesamaan hak dan posisi dengan Belanda, tetapi telah memuncak menjadi perjuangan nasional “Merdeka”.
 
Pada zaman pendudukan Jepang di Indonesia, segala organisasi dilarang dan sekolah ditutup sehingga PGRI tidak dapat melakukan aktivitas lagi. Namun, semangat proklamasi 17 Agustus 1945 menjadi dasar PGRI untuk menggelar Kongres Guru Indonesia pada 24-25 November 1945 di Surakarta.
 
Melalui Kongres ini, segala organisasi dan kelompok guru yang dibangkitkan kembali dan sebagai penghormatan kepada guru, pada tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional yang ditetapkan oleh pemerintah Republik Indonesia berdasarkan keputusan Presiden Nomor 78 tahun 1994.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WAN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan