Ilustrasi. Foto: Antara/Wahyu Putro.
Ilustrasi. Foto: Antara/Wahyu Putro.

Prediksi UGM: La Nina Terjadi Akhir Tahun Hingga Februari 2021

Arga sumantri • 13 Oktober 2020 08:07

"Ini juga yang mengakibatkan tekanan udara pada barat Samudera Pasifik menghambat pertumbuhan awan di laut Indonesia bagian timur yang membuat curah hujan menurun secara tidak normal di beberapa wilayah di Indonesia," jelasnya.
 
Andung menyebut, La Nina menyebabkan tekanan udara pada ekuator Pasifik barat menurun yang mendorong pembentukan awan berlebihan dan menyebabkan curah hujan lebih tinggi dibandingkan kondisi normal. Korelasi antara curah hujan dan Southern Oscillation Index tertinggi ini terjadi pada September-November. Artinya, curah hujan pada bulan-bulan tersebut akan lebih tinggi daripada kondisi normal.
 
"Sementara Bulan Desember-Februari yang merupakan puncak musim penghujan, curah hujan akan tetap tinggi meskipun korelasinya dengan Southern Oscillation Index lebih rendah," paparnya.

Ia mengingatkan, sektor pertanian merupakan yang terdampak langung secara positif oleh La Nina. Produksi pertanian yang membutuhkan kebutuhan air yang tinggi biasanya akan bagus pada kondisi La-Nina.
 
"Hal ini berkebalikan dengan El Nino, di mana terjadi kekeringan berkepanjangan dan terjadi penurunan produksi pangan," ucap dia.
 
Baca: BMKG Desak Mitigasi Bencana Ditingkatkan
 
Akibat tingginya curah hujan ini, menurut Andung, bencana yang sering terjadi adalah banjir dan longsor. Banjir terjadi akibat simpanan permukaan (surface storage) tidak mampu menampung air hujan yang lebih tinggi daripada biasanya.
 
Sementara longsor, disebabkan oleh peningkatan beban tanah yang semakin berat akibat terisi oleh air hujan yang meresap ke dalam tanah. Oleh karena itu, hal-hal yang harus dipersiapkan adalah antisipasi kejadian banjir dan longsor.
 
 
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan