Salah satu tokoh dunia Nelson Mandela mengatakan bahwa pendidikan adalah senjata paling mematikan di dunia, karena dengan pendidikan. Sebab pendidikan dapat mengubah dunia.
Para peserta EdHeroes Asia Indonesia Chapter dapat memilih secara bebas track mana yang sesuai dengan minatnya masing-masing. Dengan begitu, diharapkan dapat mencapai tujuan utama dari diselenggarakannya acara ini, yaitu untuk berkontribusi menciptakan dampak yang lebih luas dan membangun generasi masa depan pemimpin yang unggul serta potensial.
Co-Founder and Education Chief for WOJ Innovation and Technology, Esther mengatakan, bahwa saat ini penting untuk mengubah pola pikir guru. Mulai dari cara mengajar dan cara mendidik anak.
"Kita harus beralih dari cara mengajar guru yang selalu berbicara setiap waktu menjadi guru yang memfasilitasi. Anda tidak perlu menjadi pintar, Anda hanya perlu memiliki motivasi, karena motivasi adalah kunci untuk belajar tentang segala hal," terang Esther dalam sesi Opening General Session EdHeroes Forum Asia: Indonesia Chapter, dikutip dari keterangan tertulis, Selasa, 19 Oktober 2021.
Legiatan ini terbagi atas lima track dan 22 sesi, di mana setiap track memiliki tema, topik, dan narasumber yang berbeda-beda. Tema dari track 1 adalah Family and Education dan memiliki topik masing-masing setiap sesinya.
Dalam sesi lainnya, narasumber juga mengatakan bahwa membesarkan anak-anak harus holistik, fokus pada setiap aspek. Terkadang para orang tua berpikir bahwa mereka tahu lebih banyak tentang anak-anak berdasarkan pengalaman.
Baca juga: Rektor Universitas Ciputra: Generasi Muda Diminta Kritis Dengan Teknologi Digital
Padahal terkadang para orang tua juga perlu belajar dari anak-anak agar dapat memberikan yang terbaik. “Sebagai orang tua yang masih belajar bagaimana cara menjadi orang tua yang baik dan mencoba menggabungkan setiap teori parenting yang saya ketahui dari berbagai macam sumber, dari pengalaman-pengalaman yang saya terapkan setiap hari untuk mencoba memberikan yang terbaik untuk anak-anak saya,” ungkap Executive Director at Amanat Institute, Fahd Pahdepie.
Berikutnya, sejumlah narasumber yang menguasai bidang digitalisasi juga dihadirkan pada track 2. Salah satu pembahasannya adalah tentang apakah mesin bisa menggantikan seorang pendidik. Pada topik ini para narasumber sepakat bahwa pada kenyataannya, mesin tidak dapat sepenuhnya menggantikan pendidik manusia.
Hal ini dikarenakan dalam masyarakat masih membutuhkan pendidik manusia untuk mengajarkan siswa tentang begitu banyak aspek dalam hal pendidikan. Meskipun mesin merupakan alat penting yang membantu siswa dan pendidik untuk mengakses pendidikan, tetapi tidak dapat disangkal bahwa mesin kurang memiliki kreativitas dan emosi yang memegang peran penting untuk memenuhi pendidikan yang layak.
“Saya percaya bahwa teknologi tidak dapat menggantikan seorang guru. Teknologi adalah alat untuk membantu seorang guru. Oleh karena itu, teknologi dapat membantu proses belajar tetapi tentu saja tidak dapat menggantikan peranan seorang guru,” kata Muhammad Nabil Satria, Co-founder LatihID.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News