Paes pada pengantin Jawa. Foto: Ditjen Vokasi
Paes pada pengantin Jawa. Foto: Ditjen Vokasi

Peserta Kursus Wajib Tahu, Ini Unsur dan Makna Filosofis Paes Pengantin Jawa

Citra Larasati • 06 Juni 2023 12:42
Jakarta:  Kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia sagat beragam.  Hal ini juga tercermin dari kayanya ragam riasan pengantin di Tanah Air.
 
Tata rias pengantin biasanya menyesuaikan dengan adat dan budaya masing-masing daerah, seperti adat Sunda, Jawa, Yogyakarta, Palembang, Aceh dan masih banyak lagi.
 
Nah, kali ini kita akan membahas tentang riasan pengantin Jawa, khususnya untuk pengantin Yogyakarta dan Solo. Kedua riasan tersebut ternyata terus berkembang menyesuaikan dengan kebudayaan di masing-masing keraton. 

Meski memiliki detail yang berbeda, namun di antara keduanya memiliki ciri khas yang hampir mirip, yakni paes. Serupa, namun bukan berarti sama ya Sobat Medcom.
 
Sebab kedua paes tersebut memiliki keunikan dan perbedaannya tersendiri. Paes Yogyakarta misalnya memakai prodo, sementara paes Solo tidak dan dilukis menggunakan pidih.
 
Pimpinan Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Van yaitu Agusvirna Henny Ekosaputri atau biasa disapa Virna mengungkapkan, secara umum paes Yogyakarta maupun paes Solo serupa. Keduanya memiliki unsur seperti gajahan, pengapit, penitis, dan juga godheg. Sekarang kita bahas yuk, makna filosofis dari unsur paes tersebut.

Unsur dan Makna Filosofis Paes Pengantin Yogyakarta dan Solo:

Gajahan

Melansir laman Ditjen Vokasi, gajahan merupakan bagian di paling depan dahi yang melambangkan trimurti/tiga kekuatan dewa. Bentuknya yang paling besar mewakilkan sebuah harapan jika kehormatan dan derajat seorang perempuan ditinggikan ketika dia menikah.

Pengapit

Berada di pinggir gajahan, pengapit ada dua sisi kanan dan kiri gajahan. Tak heran, bentuk ini diibaratkan sebagai pengendali gajahan. Artinya walaupun di dalam rumah tangga terdapat banyak rintangan, pengantin diharapkan selalu berjalan lurus sesuai tujuan yang mulia mempertahankan pernikahan.

Penitis 

Di sisi setelah pengapit, terdapatlah penitis. Penitis ini memiliki makna bahwa segala sesuatu di rumah tangga harus memiliki tujuan dan dijalankan secara efektif. Contohnya adalah seperti urusan mengelola keuangan keluarga. Seperti yang diketahui bersama bahwa masalah keuangan perlulah dikelola dengan efektif untuk memenuhi segala kebutuhan.

Godheg

Di bagian depan telinga atau bagian pelipis kepala terdapat unsur paes terakhir, yaitu godheg. Godheg ini berbentuk melengkung ke arah bawah samping telinga. Berdasarkan filosofinya godheg melambangkan kebijaksanaan. Godheg merupakan pengingat bagi calon pengantin untuk selalu intropeksi diri serta sebuah doa agar pengantin diberi keturunan.
 
Dari filosofi tersebut, tentunya kita dapat menyimpulkan bahwa paes Solo maupun Yogyakarta adalah warisan budaya yang kaya dan penuh makna filosofis. Filosofi paes mengajarkan kesederhanaan, kesetiaan, dan kebijaksanaan dalam kehidupan sehari-hari.
 
Melalui simbolisme dan motifnya, paes Solo mengajak kita untuk lebih menghargai nilai-nilai moral dan mengambil keputusan yang bijaksana dalam berumah tangga. 
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Baca juga:  Kisah Sukses Manting Buka 2 Salon Setelah Kecemplung di LKP Sanita

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan