Ilustrasi. Medcom.id
Ilustrasi. Medcom.id

Mataram Rancang Penyederhanaan Kurikulum

Antara • 14 Agustus 2020 14:13
Mataram: Dinas Pendidikan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), merancang penyederhanaan kurikulum. Hal ini dilakukan agar pembelajaran bisa disesuaikan dengan sistem belajar daring dan luring saat pandemi virus korona (covid-19). 
 
"Kita ingin merekayasa kurikulum menjadi lebih sederhana, untuk meringankan guru dan siswa dalam pelaksanaan belajar di tengah pandemi covid-19," kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram, Lalu Fatwir Uzali, di Mataram, Jumat, 14 Agustus 2020.
 
Dia menjelaskan, penyederhanaan kurikulum dilakukan dengan mengambil bagian-bagian esensial dari kurikulum yang digunakan, yakni Kurikulum 2013 (K-13). Hasil penyederhanaan diharapkan diterapkan para guru dalam menyiapkan materi proses belajar mengajar (PBM), baik dengan daring maupun luring.

Baca: 43 SMA di Bekasi Diizinkan Belajar Tatap Muka
 
Disdik Mataram juga segera berdiskusi melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran SMP (MGMP) dan Kelompok Kerja Guru (KKG) SD. Dengan demikian, guru tidak terlalu dibebani target kurikulum yang cukup luas.
 
"Kami juga akan mencoba mengintegrasikan pembentukan karakter dalam mata pelajaran, karena mendidik langsung seperti hari-hari biasa masuk sekolah untuk saat ini cukup sulit," ujarnya.
 
 

Fatwir menegaskan Disdik tidak akan membuka kegiatan belajar tatap muka di sekolah, sebelum ada izin resmi dari Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Mataram. Menurut Fatwir, membuka sekolah berarti harus berani dalam segala risiko yang ada. Tapi, jangan sampai sekolah disalahkan apabila ditemukan kasus positif baru covid-19, dengan klaster sekolah.
 
Ia menambahkan, sejauh ini Kota Mataram masih berstatus zona merah covid-19, dengan jumlah kasus tertinggi di NTB. Termasuk, anak-anak yang terjangkit kasus positif covid-19.
 
"Kita akui saat ini sudah banyak orang tua yang meminta agar sekolah dibuka, tapi saya tetap berkomitmen tidak akan membuka sebelum ada izin dari gugus covid-19," ungkapnya.
 
Kegiatan belajar di rumah tetap berjalan dengan dua sistem, yaitu sistem daring dan luring bagi siswa yang tidak memiliki fasilitas Android.  Ia meyebut, data siswa yang tidak memiliki fasilitas Android sudah ada di masing-masing sekolah.
 
"Untuk sistem pembelajaran luring digunakan dua opsi yakni guru yang mendatangi siswa atau orang tua yang datang ke sekolah mengambil materi pembelajaran," ungkapnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan