Fatwir menegaskan Disdik tidak akan membuka kegiatan belajar tatap muka di sekolah, sebelum ada izin resmi dari Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Mataram. Menurut Fatwir, membuka sekolah berarti harus berani dalam segala risiko yang ada. Tapi, jangan sampai sekolah disalahkan apabila ditemukan kasus positif baru covid-19, dengan klaster sekolah.
Ia menambahkan, sejauh ini Kota Mataram masih berstatus zona merah covid-19, dengan jumlah kasus tertinggi di NTB. Termasuk, anak-anak yang terjangkit kasus positif covid-19.
"Kita akui saat ini sudah banyak orang tua yang meminta agar sekolah dibuka, tapi saya tetap berkomitmen tidak akan membuka sebelum ada izin dari gugus covid-19," ungkapnya.
Kegiatan belajar di rumah tetap berjalan dengan dua sistem, yaitu sistem daring dan luring bagi siswa yang tidak memiliki fasilitas Android. Ia meyebut, data siswa yang tidak memiliki fasilitas Android sudah ada di masing-masing sekolah.
"Untuk sistem pembelajaran luring digunakan dua opsi yakni guru yang mendatangi siswa atau orang tua yang datang ke sekolah mengambil materi pembelajaran," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News