Ilustrasi. Foto: MI/Bary Fathahillah
Ilustrasi. Foto: MI/Bary Fathahillah

Guru Didorong Memiliki Jiwa Berwirausaha

Medcom • 24 Juni 2020 17:58
Jakarta: Eks Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mendorong guru memiliki jiwa berwirausaha. Sosok guru yang punya jiwa enterpreneur diperlukan untuk bisa menanamkan pola pikir berwirausaha kepada murid sejak dini menghadapi bonus demografi Indonesia di 2045.
 
"Untuk melahirkan seorang entrepreneur diperlukan juga sosok entrepreneur, yaitu para guru, para pendidik yang memastikan proses belajar-mengajar di anak-anak usia dini itu sudah memasukan konsep teacherpreneurship," kata Sandiaga di Jakarta, Rabu, 24 Juni 2020.
 
Menurut Sandiaga, konsep teacherpreneurship adalah konsep manakala para guru mampu memberikan materi-materi terbaik dan berkualitas. Di sisi lain, harus diberikan ruang untuk bisa menginkubasi ide dari anak-anak didik.

Ia menambahkan, para guru juga harus mampu mendorong jiwa kepemimpinan dalam setiap materi yang diberikan. Peserta didik ini merupakan generasi yang menjadi tumpuan untuk membawa bisa Indonesia ke arah lebih baik. Anak-anak Indonesia di masa mendatang harus menjadi generasi terdidik yang memiliki jiwa terampil.
 
"Kita harus pastikan lapangan kerja yang berkualitas diisi oleh putra dan putri bangsa, bukan untuk tenaga kerja asing," tambah dia.
 
Baca: DPRD Bahas Polemik Kriteria Usia PPDB DKI
 
Mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini mengatakan sejatinya guru sudah menjadi teacherpreneurship ketika mampu mengubah pola pikir peserta didik untuk memiliki jiwa kepemimpinan, kreativitas, dan wirausaha. 
 
"Jadi kita harus dorong leadership dalam materi yang kita berikan bahwa anak-anak kita ini akan menjadi leaders, mereka harus menjadi bagian daripada masa depan kita ini,” ujarnya.
 
Selain mendorong guru menjadi teacherpreneurship, Sandiaga juga mengingatkan para guru agar mengajarkan nilai-nilai kearifan lokal atau adat budaya milik bangsa. Dengan begitu, para peserta didik tetap memiliki nilai-nilai nasionalisme yang tinggi. 
 
"Para guru harus menulis kurikulum berdasarkan cultural agility atau kearifan lokal, meneliti filosofi pendidikan bangsa kita gotong royong, saling peduli," katanya.
 
Dia mencontohkan, peserta didik harus diajarkan berempati kepada sesama di saat Indonesia tengah menghadapi pandemi covid-19. Sikap peduli harus dibangun mulai dari lingkungan terdekat.
 
“Jangan sampai ada tetangga kita yang tidak tersentuh bantuan. Nah, ini mendidik anak-anak kita dan mendidik guru guru lain juga sebagai techerpreneurs dan ini adalah acara kita untuk mereformasi kebijakan pendidikan yang formal," tegas Sandi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan