Kak Nila sedang membacakan buku secara nyaring. Foto: Dok TBM Bukit Duri Bercerita
Kak Nila sedang membacakan buku secara nyaring. Foto: Dok TBM Bukit Duri Bercerita

Baca Nyaring, Bangun Bonding Orang Tua dan Anak

Medcom • 06 Oktober 2024 08:54
Jakarta: Kegiatan baca nyaring atau read aloud punya manfaat besar. Kegiatan ini mampu menguatkan ikatan atau bonding antara orang tua dan anak.
 
"Melalui kegiatan ini, kita mengajarkan anak membaca melalui buku akan membuat bonding orang tua dan anak semakin erat serta tentunya dengan cara yang menyenangkan," pegiat read aloud dari Jakarta Pusat, Kak Nila, melalui keterangan tertulis, Minggu, 6 Oktober 2024.
 
Kak Nila dan pegiat read aloud dari Jakarta Selatan Kak Fadila tampil membacakan buku dan kegiatan bookish play dalam acara yang digelar di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Bukit Duri Bercerita di kawasan Bukit Duri Tanjakan, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu, 5 Oktober 2024.

Acara diikuti 30 anak-anak yang biasa beraktivitas di TBM Bukit Duri Bercerita. Kegiatan dibuka pengelola TBM Bukit Duri Bercerita, Suradi. 
 
Kegiatan ini didukung Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Pemerintah memberikan bantuan untuk komunitas penggerak literasi di seluruh wilayah Indonesia.
 
Kak Nila melakukan baca nyaring dengan membacakan dua buku, yakni Tolong Angin Membawa Balonku dan Olahraga yuk!. Sementara Fadila melakukan bookish play, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan berdasarkan buku atau suatu tema dari buku. 
 
"Kebetulan buku yang dibacakan adalah buku besar atau big book, sehingga saya memutuskan untuk bookish play-nya adalah membuat buku dengan tema balon atau olahraga sesuai buku yang dibacakan," kata Fadila. 
 
Kak Fadila membagi anak-anak dalam 5 kelompok. Mereka memaknai gambar dan kata-kata yang ingin mereka tuangkan dalam buku mereka. 
 
Baca: Tingkatkan Literasi Peserta Didik dengan Cepat, NTB Gunakan Metode ACM

Pendiri dan pengelola TBM Bukit Duri Bercerita, Safrudiningsih alias Kak Ning Nong, menjelaskan rangkaian kegiatan secara umum meliputi penguatan komunitas penggerak literas dan kegiatan penguatan literasi masyarakat.
 
TBM Bukit Duri Bercerita terpilih di antara 340 komunitas penggerak literasi di Indonesia yang menerima bantuan dari pemerintah. Adapun kegiatan penguatan literasi masyarakat meliputi, kegiatan read aloud dan bookish play; seminar pentingnya literasi dini; lokakarya jurnalistik digital untuk warga (content creator); lokakarya menulis untuk anak usia 9 hingga 14 tahun; lokakarya seni berbicara di depan umum; serta gerak dan literasi.
 

Apa itu read aloud?

Mengutip dari laman Kemendikbudristek, read aloud merupakan salah satu metode membacakan buku untuk anak. Metode ini diperkenalkan oleh Jim Trelese dalam bukunya The Read Aloud Handbook
 
Read aloud disebut sebagai metode mengajarkan membaca paling efektif. Metode ini bisa mengondisikan otak anak untuk mengasosiasikan membaca sebagai suatu kegiatan yang menyenangkan. 
 
Metode ini juga bisa menciptakan pengetahuan yang menjadi dasar bagi si anak, membangun koleksi kata/kosakata (vocabulary), dan memberikan cara membaca yang baik (reading role model).
 
Saat usia emas (golden age), yaitu 0-5 tahun, anak akan menyerap dengan sangat cepat. Dengan potensi yang sedemikian hebat itu, maka mengenalkan anak untuk membaca di usia dini tentunya tidak menjadi masalah, asalkan caranya tidak membuat anak stres bahkan terbebani harus bisa membaca. Yang dilakukan bukan membuat anak bisa membaca, tapi membuat anak suka membaca. 
 
Read aloud dapat dimulai sejak dini, bahkan sejak semester ke-3 kehamilan. Karena itu, semakin dini buku diperkenalkan, maka hasilnya akan semakin optimal dalam upaya menumbuhkan kecintaan anak pada buku dengan bonusnya anak akan bisa membaca dengan sendirinya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan