Direktur Eksekutif Institut Leimena, Matius Ho, dan Direktur Eksekutif Maarif Institute, Andar Nubowo. Foto: Institut Leimena
Direktur Eksekutif Institut Leimena, Matius Ho, dan Direktur Eksekutif Maarif Institute, Andar Nubowo. Foto: Institut Leimena

Pemuda di Era Digital Harus Punya Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Citra Larasati • 26 Oktober 2024 14:58
Jakarta:  Tantangan di era digital semakin besar karena informasi sangat mudah disebarluaskan dan diterima sebagai sebuah kebenaran. Itulah sebabnya, pemuda sebagai agen-agen perubahan, perlu memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi (high-order thinking) yaitu kemampuan berpikir analitis, evaluatif, bahkan kreatif.
 
Peristiwa Sumpah Pemuda menjadi tonggak penting bagi perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia yang selama itu mudah terpecah belah dan diadu domba. Melalui Keputusan Kongres Pemuda, para pemuda dan pemudi dari lintas suku, agama, dan kepercayaan sepakat menjadi bangsa yang satu, Tanah Air yang satu, dan satu bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia.
 
“Apakah setelah hampir seratus tahun, kita semakin baik dalam kemampuan berpikir tingkat tinggi ini? Atau justru semakin menurun, serta mudah dihasut dan diadu domba? Atau malah ikut-ikutan menyebar hoaks dan menebar kebencian?” kata Matius Direktur Eksekutif Institut Leimena Matius Ho dalam Webinar Internasional Seri Literasi Keagamaan Lintas Budaya dalam rangka Hari Sumpah Pemuda yang diadakan Institut Leimena bekerja sama dengan Maarif Institute, Jumat malam, 25 Oktober 2024

Matius mengatakan, tantangannya di era digital sekarang semakin besar, karena begitu mudahnya melontarkan dan menelan berita bohong, hoaks, bahkan fitnahan, yang dapat memecah belah bangsa dan menimbulkan kebencian terhadap sesama manusia. "Hanya modal jempol, tanpa menggunakan akal sehat, apalagi nalar kritis,” kata Matius.
 
Dalam webinar yang mengangkat tema “Peran Pemuda di Era Digital dalam Memperkuat Kerja Sama Lintas Agama dan Budaya di Dunia yang Terpolarisasi dan dihadiri pembicara kunci Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Dr. Abdul Mu’ti.  Matius mengatakan para pemuda tahun 1928 menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi luar biasa karena mereka mampu menganalisa, hingga menghasilkan sebuah gagasan cemerlang yang dirumuskan dalam Sumpah Pemuda. 
 
Webinar Internasional Seri Literasi Keagamaan Lintas Budaya ini menghadirkan lima panelis yaitu Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan Masjid Istiqlal, Dr. Farid F. Saenong, Ketua Umum Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Riandy Prawita, Ketua Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Septiaji Eko Nugroho, Kepala Biro Beijing Antara News, Desca Lidya Natalia, dan Senior Fellow Comparative Religion di Jackson School of International Studies, University of Washington, Dr. Chris Seiple.
Baca juga:  Abdul Mu'ti Beberkan Tantangan Sumpah Pemuda di Era Digital

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan