Mendikdasmen Abdul Muti. Foto: BKHM
Mendikdasmen Abdul Muti. Foto: BKHM

Abdul Mu'ti Beberkan Tantangan Sumpah Pemuda di Era Digital

Citra Larasati • 26 Oktober 2024 14:48
Jakarta:  Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti mengatakan, Sumpah Pemuda menghadapi tantangan karena munculnya sejumlah kecenderungan dalam era digital saat ini. Di satu sisi, era digital memudahkan orang berinteraksi dengan siapa, kapan, dan dimana saja, namun di sisi lain cenderung menjebak dalam kedangkalan berpikir.
 
Orang tidak berpikir secara utuh dan mendalam, sebaliknya jumping to conclusion, sehingga menyebabkan pengambilan sikap yang keliru. Era digital juga membuat kecenderungan konformitas yaitu orang-orang merasa nyaman berhimpun dengan mereka yang sepaham atau kelompoknnya sendiri.
 
Ditambah, kecenderungan seseorang mengakses berbagai macam informasi digital bukan demi mencari kebenaran, namun demi mencari pembenaran.

“Ini menjadi persoalan serius sehingga teknologi digital kadang menimbulkan bukan masyarakat semakin dekat, tapi bisa berdampak kepada pembelahan sosial, divided atau exclusive society,” tandas Mu’ti  dalam Webinar Internasional Seri Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB) dalam rangka Hari Sumpah Pemuda yang diadakan oleh Maarif Institute dan Institut Leimena bertajuk “Peran Pemuda di Era Digital dalam Memperkuat Kerja Sama Lintas Agama dan Budaya di Dunia yang Terpolarisasi”, Jumat malam, 25 Oktober 2024.

Pemuda Perlu Bersikap Terbuka

Itu sebabnya, Mu'ti menyatakan, pemuda perlu bersikap terbuka terhadap perbedaan sebagaimana teladan para pemuda masa lalu saat mengikrarkan Sumpah Pemuda. Para pemuda masa itu membangun sebuah entitas baru bernama Indonesia, tanpa meninggalkan identitas kultural mereka antara lain sebagai Jong Java, Jong Ambon, Jong Sumatera, Jong Celebes, atau Jong Islamieten Bond. 
 
“Generasi muda, generasi milenial, atau generasi Y dan Z, memang perlu berinteraksi lebih terbuka dengan yang lain dan perlu disediakan ruang-ruang perjumpaan lebih banyak,” ujar Abdul Mu’ti.
 
Webinar Internasional Seri Literasi Keagamaan Lintas Budaya ini menghadirkan lima panelis yaitu Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan Masjid Istiqlal, Dr. Farid F. Saenong, Ketua Umum Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Riandy Prawita, Ketua Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Septiaji Eko Nugroho, Kepala Biro Beijing Antara News, Desca Lidya Natalia, dan Senior Fellow Comparative Religion di Jackson School of International Studies, University of Washington, Dr. Chris Seiple.
 
Baca juga:  Hadapi Polarisasi di Era Digital, Mendikdasmen: Pemuda Sebagai Pemersatu

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan