Ilustrasi buku. Medcom
Ilustrasi buku. Medcom

Pengertian Puisi Baru: Ciri-Ciri, Jenis dan Contohnya

Medcom • 06 Mei 2024 18:07
Jakarta: Puisi merupakan salah satu karya sastra yang tak asing di telinga masyarakat Indonesia. Di sisi perkembangan waktu, puisi terbagi menjadi dua macam, yakni puisi lama dan puisi baru.
 
Puisi baru atau modern merupakan puisi yang tak terikat dengan aturan-aturan puisi lama atau sebelumnya. Yuk kita pahami lebih jauh soal puisi baru berikut ini:

Pengertian Puisi Baru (Modern)

Puisi baru adalah puisi yang tidak memiliki aturan-aturan tertentu dalam penulisannya. Kebebasan penulisan dalam puisi baru meliputi jumlah baris, suku kata, ataupun rima.
 
Penulis dari puisi baru tidak anonim. Selain itu, perkembangan puisi baru terjadi lisan maupun tulisan. Puisi baru menggunakan majas berubah-ubah. Pesan yang disampaikan di dalam puisi baru biasanya tentang kehidupan.

Jenis-Jenis Puisi Baru

Mengutip laman ruangguru.com, berikut jenis-jenis puisi baru:

Berdasarkan isi

1. Balada

Balada adalah jenis puisi berisi kisah atau cerita. Puisi jenis ini terdiri dari 3 bait, masing-masing dengan 8 larik dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b. Kemudian skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai refren dalam bait-bait berikutnya.

2. Himne

Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan. Puisi ini memiliki ciri-ciri seperti lagu pujian untuk menghormati seorang dewa, Tuhan, seorang pahlawan, tanah air, atau almater (Pemandu di Dunia Sastra).
 
Saat ini, pengertian himne menjadi berkembang. Himne diartikan sebagai puisi yang dinyanyikan, berisi pujian terhadap sesuatu yang dihormati (guru, pahlawan, dewa, Tuhan) yang bernapaskan ketuhanan.

3. Ode

Ode merupakan sajak lirik untuk menyatakan pujian terhadap seseorang, benda, peristiwa yang dimuliakan, dan sebagainya. Nada dan gayanya sangat resmi, bernada anggun, membahas sesuatu yang mulia, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum.

4. Epigram

Epigram merupakan salah satu jenis puisi baru yang berisi tentang ajaran atau tuntunan mengenai kehidupan. Kata epigram diambil dari bahasa Yunani yaitu ‘epigramma’ yang berarti unsur pengajaran, nasihat yang membawa ke arah jalan kebenaran untuk dijadikan pedoman.

5. Romansa

Jenis puisi ini berisi luapan perasaan cinta kasih. Berasal dari bahasa prancis ‘Romantique’ yang berarti keindahan perasaan, persoalan kasih sayang, rindu dendam, serta kasih mesra.

6. Elegi

Elegi merupakan puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan. Berisi sajak atau lagu yang mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah karena sedih atau rindu, terutama karena kematian atau kepergian seseorang.

7. Satire

Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik. Berasal dari bahasa latin yakni ‘Satura’ yang berarti sindiran, kecaman tajam terhadap sesuatu fenomena, tidak puas hati satu golongan, dan lain sebagainya.

Berdasarkan bentuk

1. Distikon

Distikon adalah jenis puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris (puisi dua seuntai). Contoh:
 
Berkali kita gagal
Ulangi lagi dan cari akal
Berkali-kali kita jatuh
Kembali berdiri jangan mengeluh
(Or. Mandank)

2. Terzina

Terzina merupakan puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris (puisi tiga seuntai). Contoh:
 
Dalam ribaan bahagia datang
Tersenyum bagai kencana
Mengharum bagai cendana
Dalam bah’gia cinta tiba melayang
Bersinar bagai matahari
Mewarna bagaikan sari
(Sanusi Pane)

3. Kuatren

Kuatren adalah jenis puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris (puisi empat seuntai). Contoh:
 
Mendatang-datang jua
Kenangan masa lampau
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau silau
Membayang rupa jua
Adi kanda lama lalu
Membuat hati jua
Layu lipu rindu-sendu
(A.M. Daeng Myala)

4. Kuint

Kuint adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris (puisi lima seuntai). Contoh:
 
Hanya Kepada Tuan
Satu-satu perasaan
Hanya dapat saya katakan
Kepada tuan
Yang pernah merasakan
Satu-satu kegelisahan
Yang saya serahkan
Hanya dapat saya kisahkan
Kepada tuan
Yang pernah diresah gelisahkan
Satu-satu kenyataan
Yang bisa dirasakan
Hanya dapat saya nyatakan
Kepada tuan
Yang enggan menerima kenyataan
(Or. Mandank)

5. Sekstet

Sekstet adalah jenis puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris (puisi enam seuntai). Contoh:
 
Merindu Bagia
Jika hari’lah tengah malam
Angin berhenti dari bernapas
Sukma jiwaku rasa tenggelam
Dalam laut tidak terwatas
Menangis hati diiris sedih
(Ipih)

6. Septima

Septima adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris (tujuh seuntai). Contoh:
 
Indonesia Tumpah Darahku
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung gemunung bagus rupanya
Ditimpah air mulia tampaknya
Tumpah darahku Indonesia namanya
(Jawir)

7. Oktaf atau Stanza

Oktaf/Stanza adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan baris (double kutrain atau puisi delapan seuntai). Contoh:
 
Awan
Awan datang melayang perlahan
Serasa bermimpi, serasa berangan
Bertambah lama, lupa di diri
Bertambah halus akhirnya seri
Dan bentuk menjadi hilang
Dalam langit biru gemilang
Demikian jiwaku lenyap sekarang
Dalam kehidupan teguh tenang
(Sanusi Pane)

8. Soneta

Soneta adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi menjadi dua, dua bait pertama masing-masing empat baris dan dua bait kedua masing-masing tiga baris. Contoh:
 
Gembala
Perasaan siapa ta ‘kan nyala (a)
Melihat anak berelagu dendang (b)
Seorang saja di tengah padang (b)
Tiada berbaju buka kepala (a)
Beginilah nasib anak gembala (a)
Berteduh di bawah kayu nan rindang (b)
Semenjak pagi meninggalkan kandang (b)
Pulang ke rumah di senja kala (a)
Jauh sedikit sesayup sampai (a)
Terdengar olehku bunyi serunai (a)
Melagukan alam nan molek permai (a)
Wahai gembala di segara hijau (c)
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau (c)
Maulah aku menurutkan dikau (c)
(Muhammad Yamin)

Ciri-Ciri Puisi Baru

Mengutip laman kelaspintar.id, terdapat beberapa ciri-ciri puisi baru, yakni:
  1. Mempunyai bentuk simetris dan rapi
  2. Memiliki persajakan akhir yang teratur
  3. Pola yang dominan yaitu pola sajak pantun dan syair
  4. Tidak terikat pada sebuah aturan (baik dari segi baris, suku kata dan rimanya semuanya bebas)
  5. Setiap baris terdiri atas sebuah gatra atau kesatuan sintaksis
  6. Setiap gatra terdiri atas dua kata atau empat sampai lima suku kata
  7. Menggunakan majas atau gaya bahasa yang dinamis
Itulah penjelasan soal puisi baru, mulai dari pengertian, jenis, ciri-ciri, hingga contohnya. Semoga dapat menambah wawasan Sobat Medcom ya. (Syarief Muhammad Syafiq)
 
Baca juga: Bagaimana Cara Membuat Puisi? Ini Unsur Pembangun yang Harus Diperhatikan

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan