Kalau kamu pernah mengalaminya, jangan berpikiran negatif dulu yaa. Karena hal tersebut wajar dialami.
Melansir brainacademy.com, Dejavu merupakan istilah yang dibuat oleh seorang psikolog bernama Emile Boirac pada tahun 1876. Dalam bahasa Prancis, deja vu artinya “pernah merasa,” atau “pernah melihat”.
Dejavu adalah perasaan apa yang kita alami sekarang, pernah terjadi di masa lampau. Bahkan, terkadang kita bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya.
Menurut penelitian, 97 persen orang diperkirakan pernah mengalami dejavu setidaknya sekali dalam hidupnya dan dapat berlangsung selama 10-30 detik.
Lalu sebenarnya apa sih Dejavu itu? apa yang menjadi penyebab Dejavu ya? Yuk simak penjelasannya dikutip dari akun Instagram @kemendikbud_ri
Apa itu Dejavu?
Dejavu adalah perasaan apa yang dialami sekarang pernah terjadi pada masa lampau.Dejavu berasal dari bahasa Prancis Déjà vu yang berarti "sudah terlihat".
Siapa yang mengalami Dejavu?
Dejavu sering dialami oleh orang-orang berusia 15 sampai 25 tahun, dengan ciri-ciri bisa mengingat mimpi dan memiliki pandangan luas.Kemudian, ada juga beberapa teori mengapa kita mengalami dejavu, di antaranya:
Adanya malafungsi antara sirkuit jangka panjang dan sirkuit jangka pendek dalam otak. Ketika otak mencerna keadaan sekitar, informasi yang didapat bisa jadi langsung ditransfer ke bagian otak yang menampung memori jangka panjang. Nah ini yang membuat seolah-olah kita sudah pernah melihat.
Pada otak, terdapat bagian bernama rhinal cortex yang dapat mendeteksi rasa familiar tanpa memicu kerja hippocampus yang berfungsi menyimpan memori.
Itulah mengapa tidak bisa mengingat persis kapan dan di mana pernah merasakan pengalaman yang sama.
Dapat terjadi sebagai respons terhadap suatu peristiwa yang persis dengan apa yang telah seseorang alami, tetapi mereka tidak mengingatnya. Nah, ini disebut dengan memory call.
Nah, itulah teori dan alasan mengapa dejavu sering terjadi pada manusia. Kapan kamu terakhir kali mengalami dejavu? (Zein Zahiratul Fauziyyah)
Baca juga: Intip Dampak Baik Menjaga Otak dengan Musik |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News