"Misalnya, pendidikan kedokteran sampai akhir Orde Baru bisa dimasuki anak guru, petani. Tetapi sekarang anak guru meskipun pintar enggak bisa ke pendidikan keokteran karena biaya mahal. Jadi harusnya pendidikan kedokteran ini termurah," kata Darmaningtyas dalam Simposium Perempuan Pra-Kongres III DPP Partai Nasdem 'Terobosan Mengatasi Ketimpangan Gender di Bidang Pendidikan di Indonesia', Jumat, 5 Juli 2024.
Dia mengakui biaya operasional untuk pendidikan kedokteran mahal. Nah, di sini peran negara untuk menanggung biaya kemahalannya.
Sehingga, pendidikan kedokteran tidak cuma diakses oleh orang-orang kaya. Tetapi, orang-orang yang miskin tetapi pintar.
"Sehingga ketika lulus, mereka siap ditempatkan di daerah," tutur Darmaningtyas.
Darmaningtyas mengatakan saat ini dokter-dokter banyak menumpuk di kota lantaran mereka berasal dari orang-orang kaya yang sudah lama di kota. Mereka tak mau dpindah ke daerah-daerah yang minim fasilitas selain itu, tidak bisa mengembalikan modal dengan cepat padahal kuliah kedokteran mahal.
"Rata-rata paling rendah SPP per semester pendidikan kedokteran itu Rp20 juta. Nah, guru-guru pasti tidak bisa membayar. Titipan saya ke partai NasDem agar perjuangkan pendidikan kedokteran di PTN-PTNBH menjadi termuarah supaya diisi orang-orang yang pintar bukan orang-orang kaya," tutur dia.
Baca juga: Singgung Biaya Kuliah Kedokteran Mahal, Dede Yusuf: Bisa Dipakai Beli Alphard |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News