"Hidupkan gerakan literasi nasional, manfaatkan para penggiat literasi, para pelaku literasi dengan menyediakan sumber bacaan dan akses yang lain, termasuk di dalamnya biaya operasional," ujar Andreas kepada Medcom.id saat memaparkan 'Catatan Akhir Tahun bidang Pendidikan", Senin 26 Desember 2022.
Anggota Komisi Pendidikan itu menyebut, gerakan literasi ini tidak mungkin hanya dapat mengandalkan sekolah. Untuk itu perlu peran penggiat literasi di masyarakat untuk menggenjot kemampuan literasi tersebut.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Masyarakat perlu mendapat edukasi tentang literasi dan yang mampu melakukan hal itu adalah penggiat literasi yang berada di tengah masyarakat," jelasnya.
Sejatinya, kata Andreas, gerakan literasi nasional itu sudah pernah dicanangkan di tahun 2016. Dan hal itupun disambut baik oleh masyarakat.
"Namun pemerintah belum menyambut dan menopang pegiat literasi ini, pemerintah belum memberikan solusi tentang pendanaan dan fasilitas gerakan itu sendiri seperti sumber bacaan dan perlengkapan yang dibutuhkan," pungkasnya.
Baca juga: Langkah Kurikulum Merdeka Masih Terseok pada 2022 |