“Kita minta kawan-kawan di Dinas Pendidikan itu menyediakan fasilitas dan salah satu kendala ada beberapa sekolah yang belum ada akses internet. Mereka untuk men-download soal saja naik motor untuk mencari sinyal, tapi tidak dapat karena mereka tinggal di daerah kepulauan bahkan di atas gunung,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud, Totok Suprayitno, di Jakarta, Selasa, 7 Mei 2019.
Persoalan koneksi internet menjadi salah satu kendala. Totok juga meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memperluas jaringan akses internet, terutama dari daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T) di Indonesia.
“Sehingga tahun depan kendala akses internet sudah tidak ada lagi dan tinggal persoalan menyediakan komputer saja di sekolah-sekolah,” ujar Totok.
Baca: Kemendikbud Temukan 126 Kecurangan di UN 2019
Pelaksanan UNBK di seluruh wilayah merupakan bagian dari upaya pemerataan kualitas pendidikan. Tidak bisa terus menerus siswa di daerah tak merasakan UNBK, sistem ujian yang lebih sederhana dalam pengerjaannya.
“Terus terang saya kasihan melihat mereka. Teman-temannya sudah berbasis komputer dengan sangat nyaman menyelesaikan dan mereka masih dengan kertas menghapus ini dan pengelolaannya masih hectic dengan memasukkan amplop, mengirim soal,” tuturnya.
Sistem UNBK pun dinilai lebih sederhana dan ringan. Peserta ujian tak perlu membawa banyak perangkat tulis dan keamanan soal pun lebih terjamin.
“Saya kira itu mereka bisa membandingkan sekarang ya antara UNBK dengan UNKP (Ujian Nasional Kertas dan Pensil), UNBK jauh lebih ringan dan jauh lebih aman,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News