Kepala BRIN Laksana Tri Handoko (Foto: Medcom/Syahrul Ramadhan)
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko (Foto: Medcom/Syahrul Ramadhan)

BRIN Tawarkan Platform Kolaborasi Riset Internasional di AMMSTI-21-COSTI-87, Apa Saja?

Muhammad Syahrul Ramadhan • 21 Juni 2025 07:50
Jakarta: Ajang pertemuan bergengsi ASEAN Ministerial Meeting on Science, Technology and Innovation (AMMSTI) – 21 Tahun 2025 dan ASEAN Committee on Science, Technology and Innovation (COSTI) – 87 Tahun 2025 rampung digelar. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) 
sebagai tuan rumah sekaligus Ketua AMMSTI ke-21 menawarkan platform riset internasional.
 
"Jadi kami tidak hanya ingin ngadain acara saja, harus membawa sesuatu yang punya dampak jangka panjang dan bisa meningkatkan positioning Indonesia di kancah global. Termasuk membuka kesempatan bagi para periset kita berkolaborasi lebih luas lagi. Dalam kesempatan ini kami menawarkan platform-platform kolaborasi,” kata Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko di Jakarta, Jumat, 20 Juni 2025.
 
Handoko menyebut ada sembilan platform kolaborasi bagi negara-negara ASEAN. Termasuk juga dengan negara-negara seperti Australia, Jepang hingga Korea Selatan.

“Dijadikan platform kolaborasi bagi negara-negara sahabat di lingkungan ASEAN. Termasuk negara dialog partner ada Jepang, Australia, Tiongkok ada UK, Korea Selatan,” sebutnya.
 
Sembilan platform tersebut meliputi ekskavasi  arkeologi di Bumiayu (Jawa Tengah), ekspedisi biodiversitas darat, ekspedisi kelautan. Kemudian ada platform kolaborasi antariksa.
 
“Khususnya untuk remote sensing atau penginderaan jauh, bagaimana kita bisa memanfaatkan antariksa untuk melakukan pengamatan,” jelas Handoko.
 
Baca juga: Smart Sensing dan AI, Kunci Pemetaan Risiko Banjir dan Permukiman Kumuh

 
Platform kolaborasi berikutnya ada pengamatan langit selatan di Gunung Timau, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Handoko menyebut langit selatan ini menarik bagi negara-negara selatan.
 
“Kemudian ada nuklir untuk yang berbasis teknologi akselerator dan juga nuklir untuk pengolahan limbah. Termasuk revitalisasi fasilitas nuklir, karena kami sedang melakukan itu,” jelasnya.
 
Selain itu ada juga platform “Banana for Food” yang bertujuan untuk menciptakan varietas untuk pangan. Kolaborasi ini sedang berjalan dan berkolaborasi dengan Afrika.
 
“Pisang untuk tepung pisan. Jadi di Afrika itu makanan utamanya tepung pisang, jadi bukan untuk buah,” terangnya.
 
Kemudian platform yang menarik perhatian peserta forum AMMSTI-COSTI, yakni biologi struktural. Bidang ini memang menjadi common interest dari negara-negara ASEAN.
 
“Ini karena kawasan ini kan kawasan yang kaya dengan biodiversitas dan kita memiliki problem yang sama bagaimana memanfaatkan sumber daya genetik lokal masing-masing untuk meningkatkan ketahanan pangan, ketahanan kesehatan jadi mau bikin obat, meningkatkan pangan dan sebagainya,” tutur Handoko.
 
ASEAN Ministerial Meeting on Science, Technology and Innovation (AMMSTI) – 21 Tahun 2025 dan ASEAN Committee on Science, Technology and Innovation (COSTI) – 87 Tahun 2025 telah berlangsung pada 16-20 Juni 2025. Ajang ini merupakan forum utama kerja sama antarnegara ASEAN dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan