Berlian mendapatkan beasiswa pertukaran pelajar melalui program Erasmus+ Credit Mobility di University of Lund, Swedia. Ia menjalani program itu selama satu semester.
Hal itu membuatnya tak bisa lebaran di Indonesia. Meski begitu, kehangatan Idulfitri tetap bisa dirasakan di tengah dinginnya Swedia.
"Aku otw naik bus karena cuacanya gerimis. Tidak begitu jauh perjalanan 17 menit," kata Berlian saat berangkat salat Id ke komunitas muslim di Lund dikutip dari unggahan Instagram @ugm.yogyakarta, Kamis, 3 April 2025.
Salat Id dimulai pada pukul 8 pagi waktu setempat. Setelah salat, seluruh muslim saling bercengkrama.
| Baca juga: Perayaan Unik Idulfitri di Tunisia, Ngafe Usai Salat Id |
"Tapi karena Islam di sini minoritas, maka lebaran berjalan seperti biasa dan enggak terlalu meriah seperti di Indonesia," sebut Berlian.
Setelah salat, ia menghadiri acara makan bersama Perhimpunan Pelajar Indonesia Scania. Di sana, sudah disediakan makanan khas Indonesia, seperti telur balado, ayam goreng, soto, opor, dan lontong.
"Suasana yang hangat ngobatin rasa rindu rumah," kata dia.
Berlian juga berkumpul dengan teman kampusnya. Ia senang meski jauh dari rumah, namun ada teman tempat merayakan lebaran.
"Aku senang bisa lebaran di sini meskipun kami punya kepercayaan dan latar belakang yang berbeda," tutur Berlian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
