Amartha kini menyediakan program Amartha STEAM Fellowship dan Amartha Frontier Fellowship untuk mencetak perempuan pemimpin muda di Indonesia. Beasiswa ini ditargetkan untuk mahasiswa yang tinggal di daerah terluar, tertinggal dan terdepan di Indonesia (3T).
"Beasiswa ini ditujukan untuk mahasiswa perempuan yang menempuh pendidikan di bidang STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics)," tegas Head of Impact & Sustainability Officer Amartha, Katrina Inandia dalam keterangannya, Selasa 8 Juli 2025.
Menurutnya, program ini dirancang untuk menumbuhkan pemimpin akar rumput yang memahami kebutuhan komunitasnya. Pihaknya percaya para mahasiswa memiliki kepekaan tinggi terhadap tantangan yang terjadi di sekitarnya.
"Melalui program ini juga, kami harap dapat menciptakan pemimpin-pemimpin muda yang penuh kesadaran dan mampu menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan,” jelas Katrina.
Baca juga: Prabowo Minta Pelamar Bidang STEM Jadi Prioritas LPDP, Ini Alasannya |
Amartha STEAM dan Frontier Fellowship tidak hanya mendukung kelanjutan studi secara finansial. Tetapi juga mendorong semangat kontribusi sosial melalui inisiatif pendidikan berbasis komunitas yang dilakukan oleh para penerima beasiswa.
Setiap penerima beasiswa nantinya diwajibkan menginisiasi proyek sosial. Yang mana hal itu bermanfaat sebagai sarana ruang belajar alternatif yang menjawab kebutuhan lokal dengan pendekatan yang kontekstual.
Penerima beasiswa Amartha STEAM, Evita Handayani menurutrkan, jika bantuan biaya studi dapat menghentikan angka putus sekolah. Menurutnya biaya menjadi salah satu persoalan mendasar dalam melanjutkan studi.
"Saya lihat banyak anak-anak yang berhenti sekolah karena terkendala ekonomi. Untuk itu saya dan teman-teman membentuk komunitas Lentera Borneo Muda (LBM), memberikan pelajaran dasar dan keterampilan hidup seperti daur ulang sampah plastik agar dapat dijual dan mereka bisa mendapatkan uang.” jelas Evita yang merupakan mahasiswa Universitas Palangkaraya.
Penerima beasiswa Amartha STEAM lainnya, Angela Puspa kini bisa studi di Ilmu Biologi Universitas Gadjah Mada. Dengan bantuan beasiswa itu, ia pun bisa mengembangkan proyeknya selama kuliah.
Puspa membuat board game edukatif untuk murid kelas 4 SD di SDN Pogung Kidul, Yogyakarta. Apa yang ia kerjakan di universitas melalui bantuan beasiswa itu telah mampu berdampak kepada masyarkat.
"Sekarang siswa merasa senang matematika malah meminta waktu tambahan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News