"Penyesuaian teoritik. Kurikulum harus kita kembangkan, agar fleksibel dan lulusan kita mampu beradaptasi dengan kondisi apapun," kata Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Muhammad Bakrun dalam Konferensi video, Rabu, 10 Juni 2020.
Bakrun menyebut, penyesuaian ini sama sekali tidak berhubungan dengan pandemi virus korona (covid-19). Namun penyesuian ini bertujuan agar pendidikan vokasi mampu memenuhi kebutuhan industri dalam kondisi apapun.
"Misal saat ini pangan sangat dibutuhkan. Maka bagaimana membuat pertanian yang baik untuk bicara kebutuhan pangan. Itu yang kita kembangkan untuk membangun," jelas Bakrun.
Baca juga: Naik Pangkat, Dosen Vokasi Harus Kantongi Produk Riset Terapan
Pihaknya juga berharap agar satuan pendidikan vokasi dan industri mau bekerja sama dalam membangun lulusan. Industri harus terlibat dalam proses pembelajaran vokasi.
Sementara itu, Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto terus mendorong perubahan-perubahan di dunia vokasi. Bahkan menurut Wikan, kompetensi siswa vokasi lebih penting dari ijazah itu sendiri.
"Ketika lulus kalau kompeten harus bisa menjelaskan kompetensinya kepada industri. Kalau tanpa kompetensi hanya ijazah, itu tidak ada passion dan fokus. Dan itu tidak diinginkan industri," ujar Wikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News