Harun merupakan satu-satunya dosen peneliti yang masuk daftar ilmuwan berpengaruh dunia, sekaligus mengharumkan nama Unhas. Capaian ini juga menobatkan dirinya sebagai satu-satunya yang berprofesi sebagai dokter gigi di Indonesia yang lolos atas penelitiannya.
Profil Muhammad Harun Achmad
Prof Dr drg Muhammad Harun Achmad merupakan dosen di Fakultas Kedokteran Unhas. Pria kelahiran Maros, 23 Mei 1971 ini menyandang gelar profesor pada usia 47 tahun dan telah aktif ikut penelitian sejak 1982.Menerbitkan ratusan jurnal
Harun telah menelurkan ratusan jurnal. Tercatat ada 133 yang ia publikasikan di Science and Technology Index (Sinta). Termasuk H-indeks scopus 13 dan H-indeks GS 17. Hal inilah yang mengantar Harun masuk daftar peneliti berpengaruh dunia.Menerbitkan buku dan memiliki hak paten

(Prof Dr drg Muhammad Harun Achmad Foto: Facebook)
Selain rajin mempublikasikan jurnal, Harun juga sudah menerbitkan buku. Adapun buku yang telah diterbitkan Harun mencapai 10 terbitan dan mempunyai hak paten.
Peneliti nomor satu di Sinta
Saat ini di Unhas, Harun masuk peneliti urutan nomor satu versi Sinta, dan nomor urut 12 di seluruh Indonesia.Menciptakan alat Elektromiografi
Terbaru Harun menciptakan alat Elektromiografi. Alat ini berfungsi untuk mendeteksi kekuatan kontraksi otot gigi.Harun mengungkapkan alat tersebut belum ada di Indonesia. Karena itu, ia berinisiatif menciptakannya bersama dosen Teknik Informatika dan Teknik Elektro. Namanya alatnya, Diagnostik Kontraksi Otot Orofasial Dentosmart EMG.
Alat ini digunakan untuk mendeteksi kekuatan kontraksi otot orofasial untuk preventif gigi tidak beraturan (maloklusi) pada anak tumbuh kembang. Sehingga, seorang anak yang umur belasan tahun giginya tonggos bisa dideteksi, kemudian bisa dicegah agar tidak tambah tonggos dengan memperbaiki otot giginya.
"Alatnya belum ada di Indonesia, cuma ada di Jepang dan Amerika. Sementara tidak bisa dipinjamkan, terpaksa kami bikin sendiri alatnya dan akan saya patenkan nanti," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News