“Pengembangan SDM unggul di sektor Industri dapat terlaksana melalui Program Vokasi Industri, didukung mitra dalam negeri dan luar negeri. Swiss menjadi salah satu negara yang sudah lama mendukung pendidikan vokasi di Indonesia," ujar Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI), Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Arus Gunawan, lewat keterangannya di Jakarta, Selasa, Selasa, 22 Juni 2021.
Hal tersebut disampaikan dalam kunjungan kerja ke Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah bersama Kepala Swiss Secretariat for Economic Cooperation (SECO), Phillip Orga dan tim proyek S4C (Skill For Competitiveness).
Phillip Orga menjelaskan, Pemerintah Swiss mendukung pengembangan pendidikan tinggi vokasi Kemenperin dalam proyek S4C untuk membagikan kepakaran Swiss dalam menciptakan sekolah vokasi. Seperti yang telah mereka lakukan sejak lama terhadap ATMI Solo dan STP Bandung.
Pemerintah lndonesia dan Swiss telah menandatangani MoU mengenai kerja sama teknis dalam Bidang Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan Sistem Ganda atau Proyek S4C pada 26 Januari 2018 di Davos, Swiss.
Hal tersebut merupakan komitmen bantuan teknis dari Swiss sebesar Rp110 miliar yang direncanakan dalam dua fase, yaitu fase pertama dari 2018 sampai 2022 dan fase kedua dilanjutkan hingga 2026.
Baca juga: 10 SMK Pusat Keunggulan Akan Jalankan Program Pertanian ala Belanda
Proyek S4C diperuntukkan untuk mengembangkan pendidikan vokasi Sistem Ganda yang meliputi empat Politeknik dan Akademi Komunitas di bawah Kemenperin. Selain itu satu politeknik di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu Politeknik lndustri Logam Morowali, Akademi Komunitas Manufaktur Bantaeng, Politeknik lndustri Furnitur dan Pengolahan Kayu Kendal, Politeknik lndusri Petrokimia Banten, yang masih dalam proses pengajuan izin operasional, serta Politeknik Negeri Jember.
Bantuan teknis diberikan dalam bentuk pengembangan kampus dan penguatan sistem yang meliputi berbagai kegiatan. Di antaranya penyusunan kurikulum berbasis kebutuhan industri, asesmen kebutuhan peralatan workshop/ laboratorium, peningkatan kapasitas tenaga pengajar dan Manajemen Kampus, dukungan terhadap akreditasi kampus, dan fasilitasi kerja sama dengan industri.
Kerja sama dengan Industri yang erat menjadi ciri khas sekolah vokasi di Eropa yang diadopsi di Indonesia agar lulusannya kompeten dan siap kerja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News