Kebudayaan masa lampau sangat mudah terkikis bahkan menghilang saat ini. Untuk itu, sisa memori tentang suatu budaya harus terus dijaga bahkan dihidupkan untuk bisa besar kembali.
"Dan ini bisa dilakukan melalui memori. Memori yang dimiliki masyarakat itu bisa dihidupkan. Dengan memori itu banyak warisan masa lalu yang bisa dibawa sampai masa sekarang," kata Dirjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Hilmar Farid saat berbincang di Bandara Sultan Thaha, Jambi, Minggu, 25 Juni 2023.
Dia mencontohkan kebudayaan di Sungai Batanghari, Jambi. Hilmar mengungkapkan masih banyak masyarakat yang memiliki memori budaya.
"Saat ditanya, ya mereka masih bercerita dulu di sungai itu hidup tradisi, masyarakat berkumpul di sana, berkegiatan seni, air sungainya bersih, sumber penghidupan di sana semua, ambil ikan begitu," tutur dia.
Namun, kata dia, memori yang dihidupkan untuk memancing kesadaran budaya masyarakat jangan sekadar jadi nostalgia belaka. Karena itu, penghidupan memori kebudayaan jangan cuma melalui acara atau kegiatan tertentu.
"Tapi apa yang bisa kita lakukan saat mengenang kondisi beberapa tahun lalu. Kita belajar dari catatan kita sendiri di masa lalu untuk memperbaiki masa depan. Perubahan untuk menghidupkan kebudayaan ini bisa dengan memanggil praktik dan ingatan pada masa lalu," ujar dia.
Baca juga: Lantunan Zikir Bardah Jambi di Sepanjang Batanghari |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News