Pelantun Zikir Barda Datuk Sambawi Haji Abu Bakar. Medcom.id/Ilham Pratama Putra
Pelantun Zikir Barda Datuk Sambawi Haji Abu Bakar. Medcom.id/Ilham Pratama Putra

Lantunan Zikir Bardah Jambi di Sepanjang Batanghari

Ilham Pratama Putra • 26 Juni 2023 11:41
Jambi: Kulit sapi pada rebana itu ditabuhnya. Suara 'dum' dan 'tak' keluar dari balik kulit sapi yang dipotong melingkar dan ditegangkan pada kayu pohon Laban yang juga dibuat melingkar.
 
Tangan yang telah berkeriput itu tampak masih berapi-api menghentak rebana yang disebut rebano siam itu. Sekonyong, alunan syair berbahasa Arab memuja nabi Muhammad, keluar dari mulut sang penabuh.
 
Ialah Sambawi Haji Abu Bakar. Satu-satunya maestro, satu-satunya orang yang kini mampu mewarisi lantunan Zikir Bardah. Seni budaya yang mesti dipelihara Muaro Jambi, Provinsi Jambi.

Dipanggil Datuk, ia merupakan generasi ketiga dari pewaris seni rebana dan syair-syair yang dinyanyikan itu. Zikir itu, kata dia, telah mengalir di dirinya seperti aliran sungai terpanjang di Sumatera, sungai Batanghari.
 
"Saya sudah hidup untuk belajar dan mengajarkan Zikir Bardah. Karena ini adalah cagar budaya kami di Muara Jambi, menjadi bagian yang tidak terpisahkan buat saya dan setiap acara adat di Muaro Jambi," kata dia saat ditemui Medcom.id di Muaro Jambi, Sabtu, 24 Juni 2023.
 
Lirik dalam syair ini berisi puji-pujian kepada Rasullullah. Pria kelahiran 1954 itu menceritakan Zikir Bardah akan menggema pada acara-acara pernikahan, khitanan, hingga sebagai penanda dimulainya masa tanam di wilayah tersebut.
 
"Ini bentuk syukur sekaligus menolak bala atau bencana. Yang menikah malam sebelumnya ada Zikir Bardah untuk menghindari hal-hal buruk, sebelum masa tanam itu untuk menjauhkan tanaman dari hama," lanjutnya.
 
Datuk mengenang Zikir Bardah yang ia lantunkan ketika menarik ketek atau perahu di masa mudanya di sungai Batanghari. Saat itu, usianya masih 30-an, ia melantunkan syair-syair itu di atas sungai Batanghari yang masyhur.
 
Lantunan Zikir Bardah Jambi di Sepanjang Batanghari
Kumpulan Syair Zikir Bardah. Medcom.id/Ilham Pratama Putra
 
Sekitar tahun 1980, kata dia, sungai masih begitu jernih. Sungai Batanghari begitu elok hingga mampu memantulkan bayangan mukanya ketika mengintip ke dalamnya.
 
Sungai Batanghari menjadi sumber penghidupan utama bagi masyarakat sekitar. Ada ikan untuk dimakan dan air yang sangat layak untuk diminum.
 
"Untuk mengambil ikan pun tak susah. Ikan itu bisa kita lihat berenang dari atas sungai," kenang dia.
 
Raut mukanya berubah seketika mulai menceritakan sungai Batanghari kini yang mulai keruh dan ditinggalkan masyarakat. Sungai yang dulu begitu asri berangsur berubah warna, kotor, dan bau.
 
Pendirian berbagai pabrik turut menyumbang kerusakan sungai Batanghari. Limbah-limbah pabrik itu, kata dia, mulai menghiasi sungai Batanghari.
 
Airnya mulai coklat keruh. Aliran sungai tak lagi elok, ikan pun enggan muncul. Masyarakat sudah jelas saja, kata dia, kehilangan pangan dan air untuk diminum.
 
Lantunan Zikir Bardah Jambi di Sepanjang Batanghari
Sungai Batanghari. Medcom.id/Ilham Pratama Putra
 
Berangsur, tak ada lagi orang yang tinggal sangat dekat dari sungai. Tak ada lagi anak-anak yang bermain bahkan berenang di situ.
 
"Semua jadi butuh modal. Dulu semua gratis, ikan tinggal ambil, air tinggal minum. Sekarang tak ada lagi," tuturnya sedih.
 
Masa-masa sungai Batanghari yang indah dan kelam sudah ia rasakan. Bila sungai Batanghari tak bisa kembali seperti dulu, bolehlah Zikir Bardah bisa tetap bertahan.
 
Zikir Bardah, kata dia, harus tetap lestari, meski sungai Batanghari tak lagi memasang wajah terbaiknya. Kini, Datuk terus membakar semangat anak muda di kampungnya untuk bisa menjaga api Zikir Bardah.
 
Lewat Sanggar Seni Sreh Serumpun, Datuk terus menyalakan Zikir Bardah. Setidaknya saat ini ada 15 anak muda yang rutin belajar Zikir Bardah.
 
"Kami setiap satu kali seminggu itu belajar sama-sama. Berganti tempat dari rumah ke rumah," sebut dia.
 
Bagi Datuk, tak ada tawar menawar untuk mewarisi Zikir Bardah. Menurut dia Zikir Bardah adalah kekayaan seni yang tak ternilai harganya.
 
"Saya akan terus mengajari ini, biar tak dibayar pun, selagi masih sehat akan saya ajarkan ke anak-anak. Saya sedih kalau Zikir Bardah mati di Muaro Jambi. Setidaknya sampai saya mati, janganlah Zikir Bardah mati," tutur dia.

Pelestarian Batanghari

Keresahan Datuk mengenai pelestarian Batanghari ditangkap baik oleh pemuda Muaro Jambi. Pemuda di Muaro Jambi membentuk komunitas Pemuda Peduli Lingkungan Muaro Jambi sejak 2015.
 
Komunitas ini memiliki ragam program untuk masyarakat, khususnya anak-anak Muaro Jambi. Program sekolah sungai dan penduli sungai dicanangkan.
 
Anak-anak di Muaro Jambi dikumpulkan bersama komunitas lainnya di Jambi untuk ditanamkan peduli lestarinya sungai Batanghari. Materi-materi kelestarian disebarkan masif dengan ragam metode.
 
"Ada nonton film soal bahaya kerusakan lingkungan, materi peduli lingkungan, membuat sampah menjadi bermanfaat, membibit, kemudian aksi tanam pohon," beber Ketua Komunitas Pemuda Peduli Lingkungan Muaro Jambi, Rido Saputra.
 
Rido turut resah sungai Batanghari kian rusak. Pasalnya, ia juga pernah hidup di Batanghari yang asri sebelumnya.
 
Lantunan Zikir Bardah Jambi di Sepanjang Batanghari
Ketua Komunitas Pemuda Peduli Lingkungan Muaro Jambi, Rido Saputra. Medcom.id/Ilham Pratama Putra
 
"Batanghari ini saya tahu betul adalah urat nadinya masyarakat Muaro Jambi khususnya. Sumber hidup, ikan, air minum, mandi, tempat bermain," sebutnya.
 
Suasana indah itu yang ingin dikembalikan melalui program-program komunitas. Program yang saat ini ada diharapkan menjadi alat pembentukan karakter masyarakat yang cinta lingkungan, yang cinta sungai Batanghari.
 
Ia mengakui tak mudah membentuk karakter cinta lingkungan di balik maraknya tambang dan limbah industri serta kondisi sosial masyarakat hari ini. Tapi, asa harus menyala.
 
"Pelan-pelan kita harus bisa mengubah ini. Anak-anak harus jadi generasi baru, generasi yang memutus kerusakan dan perlahan Batanghari bisa kembali menjadi urat nadi masyarakat," tutur dia.
 
Baca juga: Kenduri Swarnabhumi 2023 Upaya Menghubungkan Masyarakat dengan Peradaban Sungai Batanghari.

 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan