"Semakin baik indeks karakter kita, semakin tinggi capaian literasi dan numerasi," kata Nadiem dalam konferensi pers Merdeka Belajar Episode 19: Peluncuran Rapor Pendidikan Indonesia, Jumat, 1 April 2022.
Nadiem menuturkan ada enam profil Pelajar Pancasila yang disurvei dalam AN 2021. Yakni, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, gotong royong, kreativitas, nalar kritis, kebinekaan global, dan kemandirian.
"Hasil AN, anak-anak kita dan sekolah kita sangat kuat dalam bidang iman, takwa, dan akhlak mulia. Dan juga dalam aspek kreativitas, ini dua hal tertinggi. Kita punya anak-anak yang punya moralitas dan spiritualitas tinggi. Kita juga punya anak-anak yang memiliki kreativitas sangat tinggi," kata Nadiem.
Namun, kata Nadiem, di satu sisi ada kelemahan. Dalam aspek kemandirian banyak anak-anak tidak bisa memotivasi dirinya secara independen.
Data menunjukkan aspek kemandirian di tingkat SD 10 persen, SMP 15 persen, dan SMA 30 persen. "Mungkin tidak diberikan cukup ruang untuk memberikan otonomi dalam diri," tutur Nadiem.
Nadiem menyebut hal ini merupakan salah satu aspek yang sangat sulit bisa ditingkatkan tanpa guru dan lingkungan belajar yang mendorong kemandirian siswa dan pihak-pihak yang mendorong pembelajaran sepanjang hayat.
"Kemudian satu lagi yang masih rendah kebinekaan global. Masih banyak aspek kebinekaan, kerukunan antarberbagai macam aspek baik dari nasionaline maupun toleransi yang harus kita tingkatkan ke depan," tutur Nadiem.
Data menunjukkan aspek kebinekaan global di SD hanya 5 persen, SMP 13 persen, dan SMA 26 persen. Nadiem menegaskan survei karakter penting untuk meningkatkan literasi numerasi.
Sekolah-sekolah yang capaian karakter rendah literasi numerasinya rendah. Sedangkan sekolah-sekolah yang sudah punya capaian karakter tinggi, sudah berkembang, sudah berbudaya literasi numerasi jauh di atas.
"AN harus melihat kenapa kita mengukur bukan hanya numerasi literasi capaian itu tapi juga karakter karena ini semuanya berintegrasi, kolerasi. Pentingnya pembelajaran degan budaya yang positif, iklim aman, dan profil-profil pelajar itu sangat penting sebagai indikator potensi pencapaian literasi dan numerasi mereka," papar Nadiem.
Nadiem mencontohkan SMP Negeri 2 Poco Naraka, Manggarai Timur, NTT. Sekolah itu termasuk dalam daerah di indeks pembangunan manusia 10 persen terendah secara nasional.
Tetapi performa literasi dan numerasi relatif tinggi. Bahkan, kata Nadiem, lebih tinggi dari rata-rata nasional dan daerah lain yang tingkat ekonominya sama.
Nadiem menyebut sekolah itu memiliki indeks karakter tinggi dari semua aspek, yakni iklim keamanan baik dan kebinekaan baik. Hal ini, kata Nadiem, memberikan harapan agar sekolah-sekolah memperbaiki karakter anak didik.
"Dan ini menunjukkan lingkungan satuan pendidikan memiliki peran sangat penting dalam mendukung pembelajaran peserta didik. Karakter adalah pencapaian literasi dan numerasi, dua ini enggak bisa dipisahkan," tutur Nadiem.
Baca: Hasil Asesmen Nasional 2021: Literasi Numerasi SD Butuh Perhatian Serius
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News