Kantor BRIN. Humas BRIN
Kantor BRIN. Humas BRIN

BRIN Dorong Lebih Banyak Start Up Berbasis Riset

Renatha Swasty • 17 Februari 2022 17:33
Jakarta: Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terus mendorong munculnya perusahaan pemula (start up) mandiri, memiliki keunggulan, dan kemampuan sustainability dalam usaha yang berdaya saing. BRIN memberikan pembiayaan melalui Program Pendanaan Perusahaan Pemula Berbasis Riset (PPBR).
 
“Mengapa skema ini disebut Perusahaan Pemula Berbasis Riset (PPBR) bukan berbasis teknologi lagi? Karena saat ini kita ketahui start up bukan lagi hanya berbasis teknologi, banyak potensi start up berbasis data dan social engineering misalnya, ini yang kita ingin dorong bahwa start up bisa mencakup banyak aspek,” kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam webinar Fasilitasi dan Pendanaan Riset dan Inovasi Edisi Start Up BRIN #1 dikutip dari laman brin.go.id, Kamis, 17 Februari 2022.
 
Program PPBR merupakan pembiayaan untuk calon perusahaan start-up/rintisan berbasis hasil riset BRIN agar siap menjadi perusahaan pemula yang mendatangkan keuntungan (profitable) dan berkelanjutan (sustainable). Skema ini diharapkan dapat mendorong komersialiasi hasil riset BRIN dan menumbuhkembangkan perusahaan pemula berbasis hasil riset.

Handoko menyebut pihaknya sangat mendukung start up sebagai salah satu fokus dari BRIN. Apalagi, dalam dua tahun terakhir kondisi pandemi covid-19 memunculkan berbagai peluang baru.
 
Dia menyebut biasanya generasi muda menangkap ide-ide inovasi segar. Ide-ide tersebut harus difasilitasi sehingga kelak bisa menjadi start up yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi negara.
 
“Oleh karena itu kami mengundang seluruh pihak khususnya generasi muda untuk bisa berpartisipasi aktif pada skema pendanaan ini,” kata Handoko.
 
Sementara itu, Plt Deputi Fasilitasi Riset dan Inovasi BRIN Agus Haryono menyebut dari evaluasi substansi dan evaluasi paparan ditetapkan sembilan peserta penerima PPBR Gelombang I yang akan mengikuti tahapan selanjutnya. Ke-9 peserta tersebut yaitu:
  1. Bijih Plastik dari Limbah Masker dan APD – Sugeng Waluyo (Yayasan Upakara Bhuvana Nusantara)
  2. Bahan kulit dari Jamur Miselium – Adi Reza Nugroho (PT Miko Bahtera Nusantara)
  3. Jasa Pelayanan Laboratorium, Konsultasi dan Penyedia Produk Bioteknologi untuk Laboratorium – Ageng Wiyatno (PT Pipetin Indonesia)
  4. Jasa Pelayanan Penggunaan Teknologi Radiasi – Leko Dwi Harjono
  5. Produksi Antibodi Monoklonal – Khayu Wahyunita
  6. Biopestisida Nano – Atmo S Sunjoyo (PT Asatu Sembilan Enam)
  7. Greenie: Biomaterial Limbah Pelepah Pinang untuk Industri Furnitur Berkelanjutan – Ika Juliana (PT Greenie Alam Indonesia)
  8. Mi Jagung Gluten Free – Ai Sri Kusmayanti (UKM Youngsters)
  9. Low Cost Global Navigation Satellite System (GNSS) – Mokhamad Nur Cahyadi (MNC Geotech).
Peserta yang terpilih selanjutnya akan mengikuti serangkaian proses bisnis fungsi inkubasi. Dimulai dari program coaching dan mentoring (pra inkubasi) selama 6 bulan, kegiatan inkubasi, dan pasca inkubasi.
 
Pada pra inkubasi materi yang diberikan beragam mulai dari aspek legal, pembentukan tim, model bisnis, hingga rencana aksi dan anggaran. Start up yang dianggap layak berdasarkan hasil evaluasi berhak melanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu inkubasi.
 
Pada tahap ini, start up akan mendapatkan mentoring dari pakar dan professional. Mereka juga berhak menerima pendanaan awal maksimal Rp300 juta per tahun dengan pendanaan multi tahun (maksimal 2 tahun) dan dapat diperpanjang selama 1 tahun berdasarakan evaluasi tahunan.
 
Adapun fokus dari kegiatan inkubasi di antaranya uji pasar dan uji produk, sertifikasi produk, produksi, dan pemasaran. Sehingga start up memperoleh pendapatan dan keuntungan.
 
Agus menyebut BRIN tidak berhenti sampai tahap inkubasi saja untuk mencapai tujuan lahirnya start up profitable dan sustainable. Start up dapat mengikuti tahapan pasca inkubasi yang memfokuskan pada scaling up produksi dan ekspansi pasar melalui ekosistem start up serta jejaring mitra BRIN.
 
Penerimaan proposal program pendanaan PPBR dibuka sepanjang tahun dan deadline seleksi gelombang ke-2 ditutup pada 10 Maret 2022. Adapun pengajuan proposal, persyaratan, dan informasi lebih lanjut mengenai program ini dapat diakses melalui website pendanaan.risnov.brin.go.id.
 
“Untuk 2022, kita mempunyai target membina 100 PPBR. Sehingga diharapkan di gelombang ke-2 akan lebih banyak lagi proposal yang masuk. Dalam waktu dekat akan dilakukan juga sosialisasi yang lebih masif sehingga diharapkan batch berikutnya akan lebih banyak lagi kandidat yang mengajukan proposal,” jelas Agus.
 
Baca: ‘Menyulap’ Jamur Menjadi Produk Fesyen
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan