Pemerhati pendidikan anak, Retno Listyarti, mengatakan sekolah dapat mengajarkan karakter lewat berbagai model. Misalnya, mengajak peserta didik membaca Al-Qur'an bersama.
"Seperti ada tadarus bersama menjelang sebelum belajar. Kemudian misalnya disampaikan maknanya, apa yang kita baca hari itu dengan singkat, itu juga akan memberi banyak pengetahuan juga. Dan lebih baik memang yang berhubungan misalnya dengan puasa," kata Retno kepada Medcom.id, Rabu, 13 Maret 2024.
Sekolah juga bisa menerapkan jam pulang setelah ibadah salat zuhur di bulan puasa. Jadi, ketika jam belajar mengajar sudah selesai sebelum azan, peserta didik bisa diminta untuk bertahan di sekolah sebentar untuk ikut salat zuhur berjamaah.
"Ini selain mengajarkan agama, berjemaah ini kan juga bagus. Pun nanti dia setelah pulang, sampai di rumah itu bisa langsug istirahat dan bangun lagi ketika salat asar," tutur dia.
Selanjutnya, orang tua bisa turut mendukung anak berpuasa di rumah. Ketika proses belajar berpuasa, orang tua mesti memperhatikan kondisi anak.
Orang tua harus peka ketika anaknya sudah terlihat tidak sanggup bahkan ketika anak sudah menyatakan tidak kuat melanjutkan puasa.
"Kita tidak boleh membujuk anak-anak itu untuk terus sebentar lagi azan dan lain-lain. Jadi kalau memang betul-betul tidak kuat dan itu terlihat anaknya lemas misalnya ya itu juga kita harus juga mengerti," ujar Retno.
| Baca juga: Ini Langkah-Langkah Mengenalkan Puasa ke Anak |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
