Warga Blang Oi, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh itu tergabung dalam kelompok terbang (Kloter) 2 Embarkasi Aceh (BTJ 02). Mereka berangkat ke Arab Saudi pada Senin, 19 Mei 2025 pukul 09.30 WIB melalui Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang, Aceh Besar, menuju Bandara King Abdulaziz, Jeddah.
Keduanya tak hanya berangkat berdua, tapi juga bersama sang ibunda, Riana Dewi, serta adiknya atau bibi dari Nazhifah. Nazhifah bercerita didaftarkan haji oleh orang tuanya pada 2012.
Saat itu, Nazhifah masih duduk di kelas 3 sekolah dasar (SD), sedangkan sang adik baru saja masuk SD. Orang tuanya lebih awal mendaftar, namun beberapa bulan kemudian mereka menyusul didaftarkan juga.
Nazhifah dan Nashira bisa mendaftar haji di usia muda karena saat itu Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 14 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler tidak mengatur batasan usia minimal pendaftar haji.
Pada 27 Mei 2025, Kemenag menerbitkan PMA Nomor 29 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler yang mengatur salah satu syarat mendaftar haji adalah berusia minimal 12 tahun.
Mereka tak menyangka, setelah menunggu selama 13 tahun, akhirnya bisa mendapatkan panggilan haji di usia muda. "Yang pasti senang bisa berangkat ibadah haji," ujar dia dikutip dari laman kemenag.go.id, Kamis, 22 Mei 2025.
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Syiah Kuala Banda Aceh ini mengungkapkan di tanah suci ingin memanjatkan doa-doa yang baik.
Sang ibu, Riana Dewi, mengungkapkan sejak awal memang langsung mendaftarkan anak-anaknya. Alasannya, ia ingin bisa pergi ke Baitullah dengan anak-anaknya.
"Terus dulu juga terpikir kalau nanti saya berangkat, enggak tahu mau titip-titip anak di mana, makanya diajak terus sekalian," ujar dia.
Riana juga memohon doa agar keluarganya diberikan kelancaran dan kesehatan dalam beribadah haji.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
