Tim UGM dipimpin oleh Bintang Ramadhan dari Departemen Teknik Kimia. Tim beranggotakan empat orang, yaitu Gregorius Faustino Hener dari Departemen Teknik Kimia, Akmal Argiyanto Pratama dari Departemen Teknik Kimia, Rafa Haidar Wicaksana dari Departemen Teknik Mesin dan Industri, serta Ariyo Favian Tamim dari Departemen Teknik Mesin dan Industri. Sementara itu, manajer tim Mikael Kevin Christian Nugroho dari Departemen Teknik Kimia membantu dalam merancang dan mengembangkan kendaraan ramah lingkungan berbasis reaksi kimia dan memiliki efisiensi energi yang baik.
“Kemenangan ini adalah hasil kerja keras, dedikasi, dan semangat dari seluruh anggota tim. Kami bangga bisa menunjukkan kolaborasi dari teknik kimia dan teknik mesin melalui mobil kami," kata Bintang dikutip dari laman ugm.ac.id, Jumat, 6 Desember 2024.
Bintang mengungkapkan tim Narantaka Reactics Chem-E-Car UGM melakukan persiapan kurang lebih satu bulan, sejak Oktober hingga November 2024. Persiapan meliputi riset, perancangan mobil, pengambilan data, dan uji coba rutin.
Meski dengan waktu persiapan yang cukup singkat, tim Reactics berhasil meraih prestasi cemerlang hingga dapat mengharumkan nama Universitas Gadjah Mada dan Indonesia. Kompetisi ini tidak hanya menguji kemampuan teknis anggota tim, tetapi juga mengasah keterampilan kerja sama tim dan problem solving.
"Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung perjalanan kami. Kemenangan ini bukanlah akhir, melainkan awal dari inovasi mobil-mobil selanjutnya,” kata Bintang.
Baca juga: Guru Besar UGM Raih Penghargaan Remise Des Palmes Académiques dari Pemerintah Prancis |
Kompetisi Chem-E-Car melibatkan beberapa tahapan penting yang harus dilakukan tim, yakni mulai dari evaluasi konsep dan aspek keselamatan mobil (car concept and safety aspect), presentasi poster, hingga race competition. Menariknya, race competition pada ajang IEM mengharuskan mobil yang dikembangkan oleh setiap tim dapat menyelesaikan dua buah misi, yaitu mendorong bola hingga menjatuhkan pin bowling dan mendorong bola hingga masuk ke dalam gawang.
Aspek keakuratan jarak mobil terhadap garis finish juga diperhitungkan. Mobil yang dikembangkan tim Reactics mampu mendapat total poin sempurna pada misi goal bola dengan tingkat keakuratan jarak yang tinggi.
“Kami bangga karena tim Reactics Chem-E-Car UGM mampu mengembangkan mobil dengan konsep inovatif, memanfaatkan dan memperhitungkan reaksi kimia secara akurat, hingga berlaga dengan percaya diri di depan para juri,” ujar Mikael Kevin.
Tantangan tidak hanya datang dari aspek teknis. Ariyo Favian menyebut tim menghadapi kendala eksternal seperti perbedaan zona waktu, cuaca, bahasa, budaya, dan kondisi limitasi lainnya.
"Adaptasi fisik dan mental sangat diperlukan agar dapat tampil maksimal,” beber dia.
Kesempatan berharga ini diperoleh juga tak lepas dari bantuan dan dukungan dari seluruh tim Reactics Chem-E-Car UGM dan semua pihak yang terlibat. Tidak luput juga dukungan para dosen pembimbing Reactics, yaitu Budhijanto, Addin Suwastono, Mokhammad Fajar Pradipta, dan Robertus Dimas Dhewangga Putra.
Pihaknya juga mengucapkan terima kasih kepada sponsor dan donatur Reactics Chem-E-Car UGM, yaitu TEKAGAMA (Alumni Teknik Kimia Gadjah Mada), Kilang Pertamina Internasional, PT PLN Puslitbang, Pupuk Sriwidjaja Palembang, Almaz Fried Chicken, dan PT Jasamarga.
Prestasi ini merupakan langkah awal dan bekal bagi tim Reactics untuk terus melangkah maju, menciptakan inovasi-inovasi baru, dan menggapai pencapaian yang luar biasa di berbagai ajang ke depannya, baik dalam kancah nasional maupun internasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News