Dia menuturkan Indonesia sedang menghadapi tantangan strategis baru berupa perubahan iklim, perlambatan ekonomi global, terbatasnya waktu bonus demografi, disrupsi teknologi, kecerdasan buatan, serta ancaman pandemi baru.
Saat bersamaan, Menteri Satryo mengungkapkan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek) menjalin kerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada Januari 2025. Kerja sama meliputi seleksi penerimaan peserta didik dokter spesialis dan subspesialis dari fakultas kedokteran.
Baca juga: Pertama di Indonesia, Mahasiswa Doktor UI Kembangkan Penentuan Terapi Stroke dengan AI |
“Ini kami lakukan sebagai simbol sinergitas Kemdiktisaintek dan kemenkes. Selain target Indonesia Emas, saya juga ingin menambahkan target baru yaitu Indonesia Sehat 2045,” kata Satryo dalam Muktamar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) XXXII melalui keterangan tertulis yang diterima Medcom.id, Jumat, 14 Februari 2025.
Satryo menuturkan peta jalan menuju Indonesia Sehat 2045 dimulai dari optimalisasi upaya preventif kesehatan masyarakat. Karenanya, dibutuhkan sinergi sistem pendidikan dan pelayanan kesehatan yang mumpuni.
“Pendidikan kedokteran yang berkualitas dan relevan mutlak diperlukan sebagai solusi atas tantangan strategis bangsa Indonesia menuju Indonesia Emas dan Indonesia sehat,” kata Satryo.
Dia menekankan pendidikan kedokteran harus berorientasi pada peningkatan akses, mutu, relevansi dan dampak yang dirasakan masyarakat. Hal ini selaras dengan langkah strategis dari Asta Cita yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News