“Secara sains, peristiwa El Nino dan global warming belum dapat dikatakan berhubungan karena perbedaan event yang cukup besar,” papar Wahid dikutip dari laman unair.ac.id, Kamis, 4 Mei 2023.
Dia menjelaskan global warming terjadi karena emisi gas rumah kaca yang menyelubungi bumi, sehingga panas matahari terperangkap. Sedangkan, El Nino terjadi karena siklus alami di laut tropis Samudera Pasifik.
Namun, dia menyebut semua ahli sepakat keduanya bisa berdampak terhadap perubahan iklim. Dia menuturkan terdapat dua hal mengatasi perubahan iklim, yakni adaptasi dan mitigasi.
Wahid menjelaskan adaptasi misalnya, masyarakat harus bersiap dengan suhu tinggi akibat El Nino atau curah hujan ekstrem akibat perubahan iklim. Beragam hal bisa dilakukan seperti mengurangi aktivitas luar rumah hingga menanam pohon.
“Mungkin bisa juga mulai pembiasaan menggunakan sunscreen untuk menjaga kesehatan kulit di bawah sengatan matahari,” tutur dosen Teknik Lingkungan tersebut.
Sementara itu, untuk upaya mitigasi atau pencegahan, masyarakat dapat mulai hidup dengan green lifestyle. Salah satunya, aktivitas menanam pohon.
Dia menyebut menanam pohon merupakan aksi adaptasi. Namun, hal itu juga upaya mitigasi karena pohon dapat menyerap karbondioksida sehingga mampu mengurangi dampak pemanasan global.
“Pohon juga dapat menjaga sumber air tetap hidup, hal ini dapat berguna sebagai upaya mitigasi saat terjadinya kemarau panjang,” tutur dia.
| Baca juga: Peneliti BRIN Sebut Meningkatnya Peristiwa Alam Ekstrem Indikasi Perubahan Iklim |
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News