Tarawih keliling UNS. Foto: Dok. UNS
Tarawih keliling UNS. Foto: Dok. UNS

UNS Kembali Gelar Tarawih Keliling, Ini Pesan Rektor

Citra Larasati • 10 April 2022 11:00
Jakarta:  Pembina Agama Islam (PAI) Universitas Sebelas Maret (UNS) menggelar Tarawih Keliling (Tarling) pertamanya di Gedung UNS Tower Ki Hadjar Dewantara, Jumat, 8 April 2022.  Kegiatan ini diikuti pimpinan universitas di antaranya rektor, wakil rektor, Majelis Wali Amanat (MWA), Senat Akademik (SA), Dewan Profesor (DP), Dharma Wanita Persatuan (DWP), dan para dekan fakultas serta sekolah UNS.
 
Bertindak selaku imam salat isya dan tarawih keliling pertama adalah Rahmad Rizki Nur Arifin, Mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Mesin Fakultas Teknik (FT) UNS. Rektor UNS, Jamal Wiwoho dalam sambutannya mengajak sivitas akademika menghiasi Gedung UNS Tower Ki Hadjar Dewantara dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat pada saat Ramadan ini.
 
“Saya harap para dekan nanti mengajak staf-stafnya tarawih ke sini. Artinya apa? Janganlah kita membangun tower yang bagus ini, (tetapi) tidak kita optimalkan dan tidak bisa dinikmati bersama,” ujar Jamal, dikutip dari siaran pers UNS, Minggu, 10 April 2022.

Jamal turut mengapresiasi usaha PAI. Kontribusi PAI dalam mengatur jadwal kegiatan-kegiatan di lingkungan UNS selama Ramadan tahun ini berjalan dengan baik. Ini mengingat dua tahun sebelumnya pelaksanaan kegiatan serupa masih ditiadakan karena pandemi covid-19 yang belum terkendali.
 
“Mari kita coba bersama-sama bisa tarawih terbatas dan tetap disiplin dengan protokol kesehatan,” tutur Jamal.
 
Usai melaksanakan tarawih, acara berlanjut dengan kajian yang disampaikan oleh Sutarno. Pada kesempatan ini,  Sutarno mengingatkan bahwa Al-qur’an merupakan petunjuk bagi setiap umat manusia.
 
Al-qur’an menjadi manual kehidupan manusia di dunia. Maka dari itu, berinteraksi secara sering dengan Al-qur‘an adalah penting bagi manusia.
 
Sutarno menjabarkan interaksi tersebut melalui beberapa cara. Salah satunya dengan membaca, mendengarkan, dan memperhatikan.
 
Hadis yang disampaikan oleh Sutarno adalah terkait pertolongan dari Al-qur’an kepada pembacanya yang diberikan atas izin Allah SWT di hari kiamat nanti.  Ibadah-ibadah selama Ramadan yang dijalankan oleh penganut ajaran Islam turut memiliki final goal.
 
Sutarno menyampaikan, bahwa hal tersebut adalah menjadi orang yang bertakwa. Luar biasanya, menurut ajaran Islam, takwa dapat dicapai oleh siapa saja dari latar belakang kehidupan apa saja.
 
Sutarno juga menyampaikan bahwa takwa menjadi bekal paling baik untuk kembali kepada Allah SWT.  “Kita saat ini di Bulan Ramadan. Final Goal dari (ibadah) Ramadan yang kita lakukan ini adalah la’allakum tattaqun. Menjadi orang yang bertakwa. Islam itu luar biasa. Yang namanya takwa itu bisa dicapai oleh siapa saja. Siapapun bisa,” terang Sutarno.
 
Amalan-amalan baik tersebut tentu bermanfaat sebagai bekal manusia sebelum kematiannya. Sutarno mengingatkan bahwa amalan yang sifatnya hanya mengejar duniawi akan ditinggalkan ketika seseorang mati.
 
Harta dunia tersebut sebenarnya dapat menuntun manusia menuju amalan baik ketika ia bisa memanfaatkannya dengan baik.  Terakhir, Prof. Sutarno mendorong kepada semua yang hadir untuk terus melakukan amalan-amalan baik meskipun itu hanya sedikit.
 
Baca juga:  Puasa Ramadan Disebut Membentuk Umat Muslim Jadi Insan Bertakwa
 
Selain itu, bersikap qanaah atas setiap yang didapatkan juga menjadi hal penting. Rela dalam menerima berapapun jumlahnya dan merasa cukup akan hal tersebut niscaya mampu membawa hikmah tersendiri.

 


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan