Rupanya, petir bukanlah berwujud zat padat, cair, maupun gas. Fenomena alam yang biasanya terjadi pada musim hujan ini merupakan contoh dari zat plasma.
Zat plasma sepintas memang terlihat mirip dengan gas, namun keduanya memiliki perbedaan mendasar. Melansir laman Zenius, zat yang juga disebut sebagai the fourth state of matter ini terjadi akibat gas dipanaskan dengan temperatur sangat tinggi.
Untuk mengetahui proses pembentukan zat plasma, perlu diingat bahwa molekul gas biasa terbuat oleh atom-atom individu. Atom tersebut memiliki nukleus bermuatan positif yang dikelilingi elektron bermuatan negatif.
Ketika gas mendapatkan panas yang tinggi, elektron ini terlepas dari nukleus. Atom pun lantas mengalami ionisasi, di mana bisa menjadi ion positif atau negatif saat menerima atau melepas elektron.
Campuran dari partikel bermuatan positif dan negatif itulah yang disebut dengan plasma. Zat plasma tidak memiliki volume tetap, layaknya zat gas.
Namun, karena ada proses ionisasi, partikel zat plasma memiliki aktivitas yang jauh berbeda dengan zat gas. Dalam wadah seperti bola kaca dengan pengaruh listrik medan elektromagnetik, zat plasma bisa terlihat menyerupai pancaran atau filamen.
Hal ini sebagaimana yang terjadi pada fenomena petir. Selain petir, zat plasma juga bisa dijumpai secara alami di seluruh alam semesta. Beberapa contohnya ialah matahari dan aurora.
Lantaran memiliki banyak elektron bebas, zat plasma bisa menjadi konduktor yang baik. Itulah sebabnya, zat ini banyak dimanfaatkan dalam kehidupan rumah tangga sehari-hari, seperti dalam pembuatan lampu neon, layar komputer, pelapis ubin, dan masih banyak lagi. (Nurisma Rahmatika)
Baca juga: Mengenal Partikel Atom dan Rumus Massa Atom Relatif
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id