Siti Khodijah dan anaknya, camaba termuda Unesa Lutviana Dwi Jannati. DOK Unesa
Siti Khodijah dan anaknya, camaba termuda Unesa Lutviana Dwi Jannati. DOK Unesa

Ibu Terima Panggilan Video Call Paling Bahagia, Anak Diterima Jadi Camaba Termuda Unesa

Renatha Swasty • 08 April 2024 15:12
Jakarta: Siti Khodijah (46) kaget tiba-tiba handphonenya berdering berupa panggilan video call dari salah satu guru MAS Unggulan Amanatul Ummah Surabaya, tempat anak perempuannya mondok. Rupanya, itu adalah panggilan kebahagiaan.
 
Siti diberi tahu guru, anaknya Lutviana Dwi Jannati lolos Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2024 di Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Vivi, panggilan akrab Lutviana Dwi Jannati, menjadi calon mahasiswa termuda dengan usia 16 tahun 2 bulan.
 
"Itu kan video call lewat hp gurunya. Nah, mereka pas lagi ngumpul melihat pengumuman, Vivi (sapaan anaknya) saya lihat sampai nangis dan saya jadinya ikut terharu," ungkap Siti dikutip dari laman unesa.ac.id, Senin, 8 April 2024.

Siti ingin sekali memeluk anaknya dengan erat dan penuh kasih sayang usai mendengar kabar baik itu. Sayangnya, hal itu tak bisa dilakukan karena keduanya berjauhan. Siti tinggal di Sidowungu, Gresik sementara sang anak mondok di Surabaya
 
"Saya hanya bisa berkomunikasi seminggu sekali lewat ibu gurunya di sana. Bisa ketemunya ya lewat video call, atau pas ada jadwal besuk. Dia baru pulang itu pas libur biasanya enam bulan sekali," ucap dia.
 
Siti menyebut ketika anaknya pulang ke rumah nanti, dia akan menyambut dengan pelukan hangat dan memasak masakakan favorit Vivi. Bahkan, dia bakal menyanggupi apa pun permintaan anaknya sesuai kebutuhan.
 
"Saya kan tanya, kamu mau apa kalau lulus nanti. Vivi bilang kalau dia hanya butuh didoakan semoga dipermudkahkan ke depan. Saya rencananya mau belikan sepeda motor untuk kebutuhan ke pondok dan kuliah," beber dia.

Kiat lolos SNBP

Vivi mengungkapkan sejak duduk di bangku SMP sudah tekun belajar seperti dianjurkan orang tua dan guru-gurunya. Dia selalu memanfaatkan waktu dengan belajar maksimal.
 
Karena itu, dia berani mengambil kelas akselerasi sejak SMP hingga SMA sampai akhirnya bisa masuk Unesa dengan usia 16 tahun 2 bulan. Masuk kelas akselerasi membuatnya semakin semangat belajar agar tetap di kelas tersebut dengan mempertahankan nilai.
 
Setiap pagi, selepas salat shubuh, seperti sekolah pada umumnya, dia belajar pelajaran umum seperti Matematika, Bahasa Inggris, dan sebagainya. Kemudian di sore hingga malam harinya dia belajar tentang agama seperti yang biasa dilakukan orang saat mondok.
 
Sebelum tidur, dia selalu belajar atau berdiskusi dengan temannya untuk memperkuat kembali pelajaran yang mereka terima hari itu. Selain itu, perempuan kelahiran Gresik ini juga mengikuti ekstrakulikuler paskibraka dan pernah menjuarai perlombaan paskibraka nasional.
 
“Belajar di kelasnya harus benar-benar paham, kalau enggak gitu akan susah bagi waktunya, antara kegiatan pondok dan ekstrakulikuler,” beber dia.
 
Vivi mengungkapkan orang tuanya selalu mendukung pilihannya. Seperti keyakinan keluarganya akan dirinya, seperti itu pula dia yakin prodi yang dipilih bisa mengantarnya menjadi orang berhasil.
 
Memiliki darah wirausaha dari sang ayah, dia ingin menjadi pengusaha sukses kelak. Selain itu, ketertarikannya di bidang IT memainkan pikirannya untuk belajar dua hal di satu prodi.
 
Baca juga: Perjuangan Aldhi Tembus PTN Impian, Jadi Camaba Termuda Unesa Lewat SNBP 2024

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan