Ilustrasi tsunami. DOK Freepik
Ilustrasi tsunami. DOK Freepik

Kapan Waktu Emas untuk Evakuasi Saat Tsunami? Simak Jawaban Pakar ITB

Renatha Swasty • 17 Februari 2025 13:11
Jakarta: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi gempa megathrust di Indonesia. Megathrust adalah pertemuan dua lempeng tektonik yang menyebabkan akumulasi energi besar, berpotensi memicu gempa bumi dahsyat dan tsunami. 
 
Indonesia yang berada di Cincin Api Pasifik, memiliki risiko tinggi terhadap bencana ini. Pentingnya belajar dari pengalaman Jepang dalam menghadapi megathrust.
 
"Bahaya tsunami justru lebih besar dibandingkan gempa itu sendiri karena dampaknya bisa meluas dan menghancurkan infrastruktur dalam waktu singkat," kata  Pakar mitigasi bencana yang juga dosen di ITB, Harkunti Pertiwi Rahayu, dalam  ITB Civil Engineering Expo (ICEE) yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Sipil (HMS) ITB dikutip dari laman itb.ac.id, Senin, 17 Februari 2025. 

Dia menyebut sistem peringatan dini tidak hanya untuk gempa, tetapi juga tsunami, menjadi sangat vital. Harkunti menekankan pentingnya merancang infrastruktur yang mampu bertahan dari gempa dan tsunami. 
 
Bangunan publik dan infrastruktur vital harus dibangun dengan ketahanan terhadap gelombang tsunami. "Kita perlu memastikan bahwa infrastruktur tidak hanya kuat, tetapi juga fleksibel untuk berbagai skenario bencana," ujar dia. 
 
Baca juga: 6 Cara Mengatasi Trauma Pasca Bencana Alam 

Dia mengatakan waktu emas untuk evakuasi saat terjadi tsunami sangat terbatas, biasanya hanya 20-30 menit. Oleh karena itu, sistem peringatan dini yang efektif dan jaringan pemantauan yang akurat sangat diperlukan untuk memberikan waktu cukup bagi masyarakat untuk menyelamatkan diri.
 
Tak hanya teknologi dan desain, keterlibatan masyarakat juga sangat penting. "Kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana adalah kunci utama. Infrastruktur yang kuat tidak akan cukup tanpa kesadaran dan kesiapan masyarakat," ujar dia. 
 
Harkunti mengatakan kesadaran akan bencana kerap memudar seiring waktu. Dia menekankan membangun infrastruktur tahan bencana juga berarti membangun kepercayaan masyarakat. 
 
"Kita tidak hanya membangun fisik, tapi juga membangun rasa aman bagi masyarakat," kata dia. 
 
Penanganan ancaman megathrust membutuhkan sinergi antara pemerintah, ilmuwan, dunia usaha, dan masyarakat. "Tantangan kita adalah memastikan kesiapan dalam lima tahun ke depan," ujar dia. 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan