“Teman-teman mungkin tahu minat kemudian kehidupan sehari-hari dari masyarakat kita itu sebagian besar mengatakan mungkin ada yang jauh dari sains,” ujar Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Teknologi Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek), Yudi Darma, di Kantor Kemendiktisaintek, Selasa, 18 Februari 2025.
Yudi mengatakan hal tersebut bisa jadi berbahaya sebab masyarakat dengan mudah terpapar hoaks. Selain itu, masyarakat juga dapat terpengaruh dengan berbagai konspirasi yang muncul, misalnya terkait bentuk bumi datar.
“Atau misalkan yang isu-isu yang berkembang di masyarakat yang jauh dari sains seperti bumi datar. Nah, itu diadopsi oleh masyarakat kita. Jadi itu adalah beberapa sinyal jauhnya masyarakat kita dengan sains dan teknologi,” tutur Yudi.
Meski begitu, ia tak menyebut seluruh masyarakat terbelakang dari segi sains dan teknologi. Ia mencontohkan, masyarakat Indonesia juga sudah ada yang mampu berinteraksi dengan teknologi yang canggih.
“Namun, kita perlu sadar bahwa memang literasi sains kita, mungkin kalau dibandingkan dengan beberapa negara gitu, dari laporan-laporan yang lain itu memang berada di bagian yang tidak di atas gitu ya,” ujar Yudi.
Yudi mengatakan pihaknya akan mendorong masyarakat lebih dekat dengan sains dan teknologi. Pihaknya juga ingin memperbaiki sains dan teknologi yang sudah berkembang dari dulu.
“Kami ingin melakukan transformasi pembangunan sains dan teknologi untuk menuju masyarakat ilmu pengetahuan. Jadi kalau bahasa sananya ya citizen science gitu ya. Jadi masyarakat yang benar-benar dekat, yang mana ilmu pengetahuan itu menjadi budaya keseharian gitu,” jelas Yudi.
Pihaknya kini berupaya menguatkan kemampuan dan literasi sains-teknologi masyarakat. “Jadi, itu yang dititipkan oleh Pak Menteri (Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro) salah satunya, bagaimana kita menguatkan peran ilmiah di masyarakat. Sehingga dalam keseharian nanti itu perilakunya, itu based on sains teknologi,” ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News