Penting bagi kamu membawakan berbagai jenis acara dengan profesionalisme dan kehangatan. Dikutip dari buku karya Asti Musman, berikut panduan membawakan acara remi dan non-resmi:
Membuka acara keagamaan
Dalam pembukaan acara keagamaan, pembawa acara dianjurkan untuk memulai dengan salam khas dan kutipan ayat-ayat kitab suci. Pada acara keagamaan Islam, misalnya, ucapan hamdalah dan shalawat menjadi bagian penting. Tujuan acara juga perlu disampaikan secara jelas sebelum menjelaskan susunan kegiatan.Sebagai contoh, pembuka acara dapat mengucapkan:
"Alhamdulillahiladzi akhraja-naasa minazh-zhulumaati ilannuur. Wasshalaatu wassalaamu ‘alaa muhammadinil-ladzi laa nabiya ba’dahu. Wa’ala aalihi wa ashaabihi ajma’in. Amma ba’du."
Ucapan ini menyampaikan rasa syukur kepada Allah SWT dan harapan keselamatan bagi Nabi Muhammad SAW, keluarga, serta para sahabatnya.
Membuka Acara kekeluargaan
Acara kekeluargaan biasanya bersifat lebih santai. Oleh karena itu, pembawa acara memiliki fleksibilitas dalam menyampaikan kata-kata yang tidak terlalu terikat oleh protokol. Suasana santai dan komunikasi yang interaktif menjadi kunci agar acara terasa akrab dan menghibur.Baca juga: Perbedaan Pembawa Acara, MC, Presenter, Orator, dan Protokol |
Membuka acara hiburan
Acara hiburan membutuhkan pembawa acara yang mampu menciptakan suasana gembira. Dalam buku ini disebutkan bahwa hiburan yang baik bisa menjadi rusak apabila pembawa acara melakukan banyak kesalahan. Sebaliknya, acara yang biasa saja bisa terasa luar biasa jika pembawa acara mampu menghidupkan suasana.Contoh pembukaan yang menarik untuk acara hiburan:
"Reuni angkatan 87 ini sudah 30 tahun tidak bertemu, tapi semangatnya masih sama seperti saat SMA dulu, benar tidak? Masih gesit dan sehat, buktinya semua semangat bernyanyi dan bergoyang bersama."
Membuka acara resmi
Pada acara resmi, pembawa acara biasanya membaca susunan yang telah disiapkan panitia. Salam pembuka seperti "Selamat pagi, Assalamu’alaikum" dan sapaan hormat seperti "Ibu-ibu, Bapak-bapak, dan saudara-saudara yang saya hormati" kerap digunakan. Pembawa acara juga dapat menambahkan kalimat yang relevan untuk menjaga suasana tetap formal dan profesional.Sebagai contoh:
"Acara serah terima jabatan Kepala Dinas Pertanian, Senin, 8 Januari, dimulai dengan susunan acara sebagai berikut…"
Selain itu, sebelum acara dimulai, pembawa acara harus memastikan semua peserta siap di tempat dan mengarahkan mereka dengan sopan untuk mengisi kursi kosong. Ketepatan waktu dalam memulai acara juga menjadi aspek tak kalah penting untuk diperhatikan.
Hal ini menjadi salah satu referensi terbaik bagi siapa saja yang ingin memperdalam keterampilan menjadi pembawa acara yang andal. Dengan menerapkan teknik dan contoh yang diberikan, siapa pun dapat meningkatkan kemampuannya dalam membawakan acara yang menarik, baik formal maupun non-formal. (Suchika Julian Putri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News