"Saya punya keinginan agar para ilmuwan diaspora bisa menjadi dosen tetap, setidaknya 4-5 tahun di perguruan tinggi Indonesia untuk mempercepat terwujudnya SDM unggul," kata Nasir di sela-sela pengumuman klasterisasi perguruan tinggi beberapa waktu lalu.
Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti, Kemenristekdikti, Ali Ghufron Mukti mengatakan, kebutuhan akan SDM unggul di Indonesia sangat mendesak dilakukan. Mengingat Indonesia tengah mempersiapkan diri memasuki era bonus demografi pada sekitar 2030 mendatang.
Baca: Dirjen Ghufron Buka-bukaan Soal Mencetak SDM di Era Kolaborasi
Upaya peningkatan kualitas SDM yang dilakukan hari ini, akan menjadi modal jalannya roda pembangunan saat memasuki bonus demografi. "Sekaligus kunci bagi Indonesia menuju negara maju," kata Ghufron.
Ia berharap, bermodal SDM berkualitas dapat memperkecil kesenjangan ekonomi antara negara maju dan berkembang yang ada saat ini. "Jadi apa yang kita miliki perlu dieksplorasi lebih dalam lagi, agar mampu menciptakan inovasi. Salah satu yang kami lakukan adalah dengan mengundang para ilmuwan diaspora untuk mentransfer pengetahuan ke akademisi dalam negeri melalui Simposiun Cendekia Kelas Dunia (SCKD)," papar Ghufron.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News