UM PTKIN di IAIN Kediri. Foto: Kemenag/Humas
UM PTKIN di IAIN Kediri. Foto: Kemenag/Humas

Kemenag: UM-PTKIN Jadi Best Practice Seleksi Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri

Arga sumantri • 27 Mei 2021 11:15
Jakarta: Seleksi Sistem Elektronik (SSE) dalam Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN) Tahun Akademik 2021/2022 dinilai sudah baik. Sistem ini perlu dikembangkan sebagai best practice untuk Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) di luar binaan Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag). 
 
"Pelaksanaan UM PTKIN kali ini sudah baik, yang diindikasikan dari sistem aplikasi yang digunakan, kapasitas dan kesiapan pengawas, sampai pada tata ruang pengawasan dan pemantauan," kata Staf Khusus Menteri Agama Abdul Rochman, mengutip siaran pers Kemenag, Kamis, 27 Mei 2021.
 
Menurut alumnus UIN Jakarta ini, PTKN lain perlu diajak menyelenggarakan UM-PTK. Dengan begitu, terjadi proses saling melengkapi dan saling belajar menyajikan satu sistem yang unggul dan akuntabel.

UM-PTKIN tahun ini digelar dengan Sistem Seleksi Elektronik (SSE) secara nasional. UM-PTKIN berlangsung dari 24-27 Mei 2021 di 59 lokasi di Indonesia. 
 
Wakil Rektor Bidang Akademik IAIN Kediri Ahmad Subakir menambahkan, ada 147.400 calon mahasiswa yang ikut ambil bagian dalam UM-PTKIN 2021. Mereka memperebutkan 47.461 kuota yang tersedia.
 
Baca: Kepulauan Seribu Kini Punya Madrasah Penghafal Alquran
 
Khusus di IAIN Kediri, peserta yang mengikuti seleksi sebanyak 1.982 orang dari total 4.765 pendaftar yang terdiri dari pilihan I (1.118 orang) pilihan II (1.577 orang) dan pilihan III (2.070 orang). 
 
"IAIN Kediri pada tahun akademik 2021/2022 akan menerima 1.600 Calon Mahasiswa Baru (Camaba) melalui jalur UM PTKIN, sebelumnya melalui jalur SPAN sudah terseleksi 1.100 mahasiswa," kata Subakir.
 
Rektor IAIN Kediri Nur Chamid menyampaikan pentingnya IAIN Kediri bertransformasi menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) untuk meningkatkan kualitas dan perluasan akses anak bangsa studi pada PTKI.
 
Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan, Ruchman Basori mengatakan, dari sisi administratif, menjadi UIN mudah dilakukan. Tetapi, yang terpenting adalah perlunya menyiapkan sumber daya manusia, sistem akademik, sarana dan prasarana pendukung.
 
"Rencana menjadi UIN harus menjadi kesepakatan bersama dan diikuti dengan langkah-langkah konkrit berupa penyempurnaan master plan pengembangan PTKIN," ujar Ruchman.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan