Kepala Pusat Teknologi dan Keselamatan Reaktor Nuklir (PTKRN) Dhandhang Purwadi menyatakan konsep keamanan ini juga diberlakukan terhadap reaktor riset. Tiga reaktor riset di Indonesia yang sudah menerapkannya yakni Reaktor Triga 2000 di Bandung, Kartini di Yogyakarta, dan GA Siwabessy di Serpong.
Ia menambahkan teknologi reaktor saat ini telah berkembang pesat. Keselamatan reaktor yang didesain saat ini mengedepankan prinsip inherent safety (keselamatan melekat) dan sistem passive safety system (keselamatan pasif) yang tinggi.
"Penelitian tentang inherent safety dan passive safety terus berkembang dan dilakukan di Batan," terang Dhandang melalui siaran pers, Minggu, 26 April 2020.
Baca: Tiga Fokus Kolaborasi Riset Diaspora dan Peneliti Indonesia
Dhandang menuturkan ilmuwan nuklir Indonesia dan dunia sudah belajar banyak dari tragedi PLTN Chernobyl Ukraina, Uni Sovyet. Tragedi Chernobyl terjadi 26 April 1986, tepat 34 tahun lalu.
Dalam tragedi ini, salah satu dari empat reaktor PLTN Chernobyl meledak dan menewaskan sekitar 31 pekerja. Meledaknya reaktor PLTN ini juga melepaskan partikel radioaktif dalam jumlah besar ke atmosfer bumi, yang kemudian menyebar ke wilayah lain Uni Soviet dan Eropa.
Kecelakaan ini, kata Dhandang meninggalkan trauma besar bagi seluruh masyarakat dunia, khususnya para ilmuwan yang menggeluti teknologi nuklir. Tragedi ini memicu terjadinya perbaikan konsep keselamatan reaktor nuklir secara masif.
"Agar kecelakaan PLTN Chernobyl tidak terjadi lagi, semua teras reaktor nuklir pasca kecelakaan itu dirancang sedemikian rupa sehingga tidak mempunyai reaktivitas positif pada semua tingkat daya," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id