"Dalam masa pandemi ini masih banyak hal yang tidak ketahui, misal di kesehatan. Khususnya tidak siapnya kita. Oleh karena itu masih banyak korban," kata Direktur Eksekutif Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia (DIPI), Teguh Rahardjo dalam konferensi video, Jumat, 24 April 2020.
Teguh mengatakan, penelitian akan fokus terkait bagaimana menemukan vaksin virus korona (covid-19). Selanjutnya, penelitian juga dikembangkan untuk berbagai teknologi pendukung.
"Misal masalah teknologi vaksin, bahan baku obat, instrumen yang diperlukan untuk menghadapi rapid test, reagen, dan lain-lain," ungkap Teguh.
Baca: Perkuliahan di Prancis Bakal Dimulai September 2020
Kolaborasi peneliti ini juga bakal mengembangkan digital health. Atau alat deteksi digital untuk penanganan covid-19.
"Kemudian harus ada digital health atau telemedicine bagaimana membuat sistem mendeteksi dini dengan menggunakan IT," jelas dia.
Sejauh ini, terdapat 20 ilmuan diaspora yang dilibatkan dari berbagai negara baik Asia, Amerika, juga Eropa. Teguh berharap usulan para peneliti bisa dimanfaatkan dan dapat berguna.
Urusan pendanaan, kata dia, DIPI bekerjasama dengan Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP). Namun, ini hanya menjadi salah satu skema pendanaan.
"Salah satunya dengan LPDP yang menyediakan beasiswa. Semoga riset bisa kompetitif dan banyak hal yan dapat diangkat dan diusulkan dalam proposal," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News