Ketua Umum Himpunan Sekolah dan Madrasah Islam Nusantara (HISMINU), Arifin Junaidi, menilai pendidikan tidak bisa ditafsirkan melalui konsep tekstual saja.
"Tidak menjadikan tafsirnya atas hal-hal tersebut di atas sebagai tafsir tunggal," kata Arifin kepada Medcom.id, Selasa, 3 Mei 2022.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dia mengatakan merancangan kebijakan pendidikan mesti melibatkan ahli dan praktisi. Arifin menegaskan merancang kebijakan tak bisa memilih-milih kelompok tertentu.
"Libatkan ahli dan praktisi pendidikan dalam penetapan kebijakan pendidikan, bukan hanya melibatkan kelompok tertentu yang sebenarnya bukan ahli pendidikan dan jejak rekamnya dalam menangani pendidikan," tutur dia.
Arifin mengusulkan orientasi pendidikan terkait pengembangan karakter diubah signifikan. Hal itu supaya tak lagi cuma mampu menjawab tantangan zaman.
"Tapi, diubah menjadi menyiapkan generasi yang mampu memberikan tantangan kepada zaman. Perubahan orientasi akan memberikan kontribusi dalam peningkatan daya saing kita," tutur dia.
Baca: Meningkatkan Mutu Pendidikan Tak Cukup Literasi dan Numerasi