Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Anindito Aditomo. DOK YouTube SNPMB BPPP
Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Anindito Aditomo. DOK YouTube SNPMB BPPP

Kemendikbudristek Bantah Penghapusan UN Biang Kerok Lulusan SMA Tak Bisa Langsung Kuliah di Luar Negeri

Ilham Pratama Putra • 25 September 2024 13:26
Jakarta: Penghapusan Ujian Nasional (UN) membuat sejumlah universitas di luar negeri tak lagi langsung menerima lulusan SMA di Indonesia. Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, membantah penghapusan UN jadi biang kerok.
 
Nino menuturkan sejumlah negara di luar negeri memberlakukan tahun persiapan bagi mereka yang akan memasuki jenjang perguruan tinggi. Biasanya, calon mahasiswa mesti mengikuti tahap persiapan selama setahun.
 
"Seperti di Jerman. Ini terjadi karena persiapan untuk memasuki perguruan tinggi akademik di Jerman dilakukan pada kelas 13 SMA (Gymnasium), sedangkan di Indonesia hanya sampai kelas 12," jelas Nino, sapaan karib Anindito Aditomo, kepada Medcom.id, Rabu, 25 September 2024.

Nino mengatakan UN hanya ujian kelulusan. Dia menyebut di mana pun, baik di Indonesia maupun luar negeri, UN tak pernah dijadikan alat seleksi masuk perguruan tinggi.
 
"Jadi Ujian Nasional bukan faktor penentu penerimaan murid lulusan Indonesia di perguruan tinggi, baik di dalam maupun di luar negeri," ujar dia.
 
Nino meminta seluruh pihak dapat membedakan ujian untuk kelulusan, ujian seleksi masuk perguruan tinggi, serta Asesmen Nasional (AN) yang merupakan alat monitoring dan evaluasi sistem. Dia mengatakan tiga bentuk ujian itu berbeda fungsi dan karakteristiknya.
 
Kemendikbudristek menghapus UN sebagai ujian kelulusan. Sementara itu, ujian seleksi masuk PTN tetap diberlakukan bagi murid yang ingin masuk ke PTN. Sedangkan, AN menguatkan monitoring dan evaluasi.
 
"AN ini menguatkan monitoring dan evaluasi kualitas sistem sekolah dengan mengukur hasil belajar literasi, numerasi, dan karakter murid, serta berbagai indikator kualitas pembelajaran," tutur dia.
 
Sebelumnya, konten kreator @irwanprasetiyo dalam unggahannya di Instagram, menyebut universitas di Belanda sudah tidak mau menerima lulusan SMA dari Indonesia.
 
Salah satunya, University of Twente yang memberlakukan persyaratan baru atas penerimaan mahasiswa dari Indonesia. University of Twente menulis sejak 2020, Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional tidak ada lagi.
 
Sehingga, siswa yang lulus sejak tahun 2020 dengan ijazah pendidikan menengah dari Indonesia tidak dapat diterima secara langsung karena jenjangnya tidak setara dengan pendidikan pra-universitas Belanda (disebut 'VWO' dalam bahasa Belanda).
 
Baca juga: Kampus Luar Negeri Tak Terima Lulusan SMA Indonesia Gegara UN Dihapus? Ini Kata Kemendikbudristek 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan