Salah satu penyebab lonjakan kasus ini adalah munculnya varian baru dari covid-19, seperti KP.1/KP.2 dan JN.1. Varian ini lebih mudah menular, namun tidak menunjukkan tingkat keparahan yang lebih tinggi. Lonjakan kasus ini berdampak pada sistem kesehatan, dengan peningkatan rawat inap dan ICU.
Dosen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair), Kurnia Dwi Artanti, mengingatkan Indonesia perlu mewaspadai lonjakan kasus covid-19 di Singapura. Terlebih lagi, interaksi dan aktivitas masyarakat di kedua negara tersebut terbilang cukup tinggi.
“Mobilitas penduduk dan perjalanan antarnegara yang tinggi bisa membuka peluang penyebaran virus melalui droplet atau kontak fisik,” ucap Kurnia dikutip dari laman unair.ac.id, Senin, 3 Juni 2024.
Dia mengatakan sebagai bentuk antisipasi perlu ada peningkatan kewaspadaan oleh masyarakat. Ia menyebut penting untuk menggunakan masker di tempat dengan risiko tinggi, seperti ketika berada di bangsal rumah sakit, fasilitas perawatan kesehatan, serta saat bepergian dengan transportasi umum.
“Meskipun penggunaan masker tidak lagi diwajibkan, hal ini dapat masuk dalam kategori pencegahan sekunder, yaitu self protection atau perlindungan diri sendiri,” jelas dia.
Kurnia menuturkan pemerintah Indonesia perlu meningkatkan kewaspadaan dan memperkuat sistem kesehatan untuk mencegah penularan. “Hal tersebut penting untuk dilakukan, meskipun kita telah melakukan penyesuaian sistem kesehatan dan respons publik untuk mengelola situasi lebih efektif daripada saat awal pandemi,” tutur dia.
Dia menegaskan vaksinasi tetap menjadi pertahanan utama dalam melawan covid-19. Menurutnya, vaksinasi perlu digalakkan dengan mendorong masyarakat, terutama kelompok rentan untuk segera melengkapi vaksinasi mereka.
Baca juga: Covid-19 Meningkat di Indonesia, JN.1 Dicurigai Penyebabnya |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News