"Adanya MBKM itu kan ada yang pembelajaran di luar kampus gitu kan. Itu kan tentunya menjadi faktor pembiayaan lagi," kata Sesdirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Tjitjik Srie Tjahjandarie di Gedung D Kemendikbudristek Jakarta, Rabu 15 Mei 2024.
Meski membebani, Tjitjik menyebut adanya MBKM tidak terlalu signifikan dalam mempengaruhi pembiayaan operasional perguruan tinggi. Karena tidak 100 persen mahasiswa mengikuti MBKM.
"Tidak signifikan, yang misalnya dari 11 juta menjadi 20 juta, no, tidak seperti itu. Yang terjadi, sebelumnya 11 juta Paling menjadi 12,5 juta," jelas dia.
Disamping itu menurut dia, MBKM adalah progam yang tepat saat ini. Di mana MBKM berguna untuk meningkatkan daya saing lulusan.
"Ya mau tidak mau kan itu proven ya, ya harus kita adopsi. Menjadi bagian dari sistem yang terinternalisasi. Toh MBKM itu sifatnya juga, mohon maaf nih, bagi mahasiswa kan dapat, jadi pilihkan. Tetapi bagi perguruan tinggi itu wajib memfasilitasi," jelasnya.
Baca juga: UKT Mahal, Ini Biaya Operasional yang Harus Ditanggung PTN
|
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News