Tangkuban Perahu. Foto: BNPB
Tangkuban Perahu. Foto: BNPB

Pengertian Cerita Legenda, Kenali Ciri-Ciri, Struktur dan Contohnya

Citra Larasati • 23 Juni 2024 16:00
Jakarta:  Jika Sobat Medcom pernah mengunjungi sejumlah daerah di Indonesia, biasanya akan ditemui sejumlah tempat yang memiliki cerita-cerita legenda. Sebut saja Danau Toba di Sumatra Utara, Tangkuban perahu di Jawa Barat, atau Legenda Malin Kundang yang tersohor di Sumatra Barat.
 
Cerita-cerita legenda tersebut terwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi hingga saat ini.  Ada yang menganggap cerita-cerita legenda tersebut sebatas mitos belaka, namun ada juga yang meyakini hal tersebut benar-benar pernah terjadi di masa lampau.
 
Agar Sobat Medcom tidak penasaran, yuk kita bahas lebih lengkap tentang apa sih cerita legenda, ciri-cirinya, serta struktur penulisannya.

Pengertian Cerita Legenda:

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), cerita legenda adalah cerita rakyat pada zaman dahulu yang ada hubungannya dengan peristiwa sejarah.

Mengutip laman Ruang Guru, legenda adalah sebuah cerita rakyat yang menggambarkan kejadian-kejadian yang diyakini oleh masyarakat, sebagai sebuah bagian dari sejarah atau mitos di tempat tersebut.
 
Kisah-kisah yang dijadikan cerita legenda, seringkali dianggap sebagai bagian dari kepercayaan kolektif suatu masyarakat. Meskipun terkadang, cerita legenda memiliki elemen fantasi atau supranatural yang tidak bisa ditangkap oleh akal kita.

Ciri-Ciri Cerita Legenda:

Menurut Antropolog, James Dananjaya sebuah cerita dapat dikategorikan menjadi cerita legenda atau cerita rakyat jika memenuhi ciri-ciri sebagai berikut:
  1. Penyebaran dan pewarisannya biasanya dilakukan secara lisan, yakni disebarkan melalui tutur kata dari mulut ke mulut dari satu generasi ke generasi berikutnya
  2. Cerita Legenda bersifat tradisional, yakni disebarkan dalam bentuk relatif tetap atau dalam bentuk standar. Disebarkan di antara kolektif tertentu dalam waktu yang cukup lama (paling sedikit dua generasi)
  3. Cerita Legenda itu ada (exist) dalam versi-versi bahkan varian-varian yang berbeda. Hal ini diakibatkan oleh cara penyebarannya dari mulut ke mulut (lisan), biasanya bukan melalui cetakan atau rekaman, sehingga oleh proses lupa diri manusia atau proses interpolasi (intepolation), folklor dengan mudah dapat mengalami perubahan. Walaupun demikian perbedaannya hanya terletak pada bagian luarnya saja, sedangkan bentuk dasarnya dapat tetap bertahan
  4. Cerita Legenda juga  bersifat anonim, yaitu nama penciptanya sudah tidak diketahui orang lagi Biasanya mempunyai bentuk berumus atau berpola
  5. Memiliki kegunaan (function) dalam kehidupan bersama suatu kolektif
  6. Bersifat pralogis, yaitu mempunyai logika sendiri yang tidak sesuai dengan logika umum. Ciri pengenal ini terutama berlaku bagi folklor lisan dan sebagian lisan
  7. Menjadi milik bersama (collective) dari kolektif tertentu. Hal ini sudah tentu diakibatkan karena penciptanya yang pertama sudah tidak diketahui lagi, sehingga setiap anggota kolektif yang bersangkutan merasa memilikinya
  8. Pada umumnya bersifat polos dan lugu, sehingga seringkali kelihatannya kasar, terlalu spontan.

Struktur Cerita Legenda

Struktur legendan biasanya mudah dikenali, karena mirip dengan cerita-cerita turun temurun yang berada di sekitar kita.  Begini struktur cerita legenda:
  1. Orientasi.  Bagian ini berisikan pengenalan cerita yang berfungsi memberikan informasi tentang latar belakang dari cerita legenda tersebut seperti, pengenalan tokoh utama dan peran mereka dalam cerita, penetapan tempat, suasana, dan waktu terjadinya peristiwa, serta permasalahan awal yang melatarbelakangi legenda tersebut.
  2. Komplikasi. Bagian inti dari cerita yang menceritakan rangkaian peristiwa atau konflik yang dialami oleh tokoh utama dalam cerita. Biasanya melibatkan peristiwa luar yang biasa, ajaib, atau sulit dijelaskan secara logis.
  3. Resolusi.  Bagian ini merupakan penjelasan bagaimana konflik itu dapat terselesaikan. Biasanya berupa happy ending atau sad ending. Legenda juga biasanya memberikan penjelasan tentang asal-usul suatu tempat, nama tempat, atau tradisi tertentu di suatu daerah.
  4. Koda. Bagian penutup cerita yang memiliki fungsi untuk menegaskan akhir dari cerita. Biasanya berupa penyampaian pesan moral, pelajaran yang dipetik, atau penegasan kembali dampak dari peristiwa tersebut. Terkadang juga dapat berupa ungkapan harapan atau doa.

Jenis-Jenis Cerita Legenda

Dari sejumlah cerita legenda yang sering Sobat Medcom dengar di sekitar lingkungan kita, ada berapa jenis yang akan lumayan seding ditemui.  Berikut jenis-jenis legenda:
  1. Legenda Urban. Legenda yang berkembang di dalam suatu lingkungan perkotaan modern yang sering kali melibatkan peristiwa-peristiwa misterius dan aneh. Legenda ini dipercayai oleh masyarakat kota tersebut dan konon benar-benar terjadi di kota-kota besar.
  2. Legenda Sejarah. Legenda yang diyakini memiliki akar sejarah yang jelas, meskipun seringkali diromantisasi atau diubah sesuai dengan kebutuhan naratif saat penyebarluasan cerita tersebut.
  3. Legenda Keagamaan. Legenda ini  menceritakan sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan kerohanian yang dianggap benar-benar terjadi. Mereka yang dijadikan legenda adalah manusia biasa atau tokoh yang memang benar-benar ada namun, biasanya mereka memiliki kesaktian.
  4. Legenda Mitologi. Legenda yang memiliki muatan mitologi tertentu, seperti legenda dewa atau dewi, makhluk mitologi, atau tokoh heroik yang ada di dalam suatu bangsa.
  5. Legenda Alam Ghaib. Legenda yang memuat pengalaman seseorang dengan makhluk-makhluk ghaib, hantu, siluman, atau gejala alam gaib yang dianggap benar-benar terjadi.
  6. Legenda Perorangan. Legenda yang berkaitan dengan tokoh tertentu yang dianggap benar-benar terjadi.
  7. Legenda Lokal. Legenda yang memiliki hubungan dengan tempat terjadinya alam sekitar, seperti bukit, danau, gunung, dan yang lainnya.

Contoh Cerita Legenda

1. Sangkuriang dalam Legenda Tangkuban Perahu

Bercerita tentang pemuda Bernama Sangkuriang yang sakti . Ia jatuh cinta kepada ibu kandungnya yang ernama Dayang Sumbi.  Untuk menolak keinginan Sangkuriang, Dayang Sumbi memberikan persyaratan yang berat kepada Sangkuriang, dengan tujuan agar niat Sangkuriang tersebut tidak dapat terwujud, yakni membangun perahu dalam waktu satu malam. 
 
Konon, Sangkuriang nyaris dapat menyelesaikan tantangan Dayang Sumbi tersebut. Namun untuk menggagalkannya,Dayang Sumbi menggagalkannya dengan cara memaksa ayam berkokok untuk menandakan hari telah pagi, sehingga batas waktu membuat kapal pun habis.
 
Karena marah, Sangkuriang pun menendang kapal tersebut hingga tertelungkup dan berubah menjadi gunung yang kini dikenal dengan nama Tangkuban Perahu. 

2. Si Kabayan dari Jawa Barat

Si Kabayan menceritakan tentang kisah seorang laki-laki pemalas dan gemar tidur, serta berkhayal. Kabayan memiliki istri bernama Iteung.  Suatu hari, Iteung meminta Kabayan ke sawah untuk mencari siput.
 
Akhirnya Kabayan pun pergi ke sawah untuk mencari siput. Hanya saja, hingga waktu sore tiba, Kabayan belum juga kembali ke rumah.  Hal ini membuat Iteung khawatir dan menyusulnya ke sawah.
 
Di Sawah, Iteung menemukan Kabayan sedang mengorek tutut dari pematang sawah hanya karena ia tidak ingin turun ke sawah yang penuh lumpur dan dalam.  Karena kesal dengan Kabayan, Iteung pun mendorong Kabayang ke sawah yang membuat Kabayan basah kuyup. 
 
Mengutip dari laman Ditjen SMP, pesan moral yang dapat dipetik dari cerita ini adalah pentingnya keberanian untuk berkorban demi keberlangsungan hidup. Jika kita tidak mau berusaha dan berkorban, maka kita tidak akan mencapai tujuan yang diinginkan.

3. Legenda Danau Toba di Sumatra Utara

Danau Toba merupakan danau vulkanik yang menjadi salah satu Destinasi Super Prioritas (DSP) yang terletak di provinsi Sumatera Utara. Danau Toba juga menjadi daya tarik dalam mengembangkan storynomic tourism sebagai strategi promosi pariwisata di Indonesia. Hal ini tentu tidak bisa dilepaskan dari berkembangnya cerita legenda setempat yang mengawali terbentuknya Danau Toba.
 
Mengutip dari laman Kemenparekraf, menurut cerita masyarakat, Danau Toba bermula dari seorang pemuda bernama Toba seorang yatim piatu. Sehari-harinya ia bekerja sebagai petani dan mencari ikan di sungai yang tak jauh dari rumahnya. Pada suatu hari, ketika memancing di sungai Toba mendapatkan seekor ikan mas berukuran besar.
 
Namun karena sisik ikan ini terlihat berkilauan dan cantik, Toba memutuskan untuk membawanya pulang dan memeliharanya. Ternyata kekaguman Toba terhadap sisik ikan berwarna emas ini tidak berhenti sampai di sana. Setelah ditangkap ikan emas itu menjelma menjadi sosok perempuan berparas cantik.
 
Toba pun jatuh cinta melihat kecantikan dari sang putri. Bahkan Toba pun memutuskan untuk menikahinya meski sang putri memberikan persyaratan, yaitu Toba harus berjanji merahasiakan asal usulnya pada siapa pun. Tahun berganti dan keduanya menjalin hubungan rumah tangga yang harmonis. Toba juga tidak membocorkan mengenai identitas istrinya.
 
Namun pada suatu hari anak mereka, Samosir, diminta ibunya untuk mengantarkan makanan pada Toba di ladang. Sayangnya di tengah perjalanan Samosir merasa lapar dan memakan bekal yang seharusnya untuk Toba.
 
Selepas memakannya, Samosir melanjutkan perjalanan dan menyampaikan pada ayahnya bekal yang sudah kosong tersebut. Murka karena tindakan Samosir, Toba spontan marah besar dan berteriak bahwa Samosir adalah anak ikan.
 
Sontak langit pun gelap dan menurunkan hujan sangat deras berhari-hari. Berkat hujan inilah muncul sebuah danau besar yang kini kita kenal dengan Danau Toba, dan pulau di tengah danau tersebut bernama Pulau Samosir.
 
Nah, setelah mengetahui pengertian dan ciri-cirinya, kini kamu dapat membedakan mana cerita-cerita di sekitarmu yang berjenis cerita legenda. Semoga bermanfaat!
Baca juga:  Mengenal Pronomina: Kata Ganti, Jenis, dan Contoh Kalimatnya
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan