Tantangan saat ini bukan hanya mendeteksi perjokian. Namun juga potensi plagiarsme yang mungkin terjadi sebagai dampak ikutannya.
Terlebih saat ini dalam penyusunan skripsi, pemanfaatan teknologi tak lagi tabu. Banyak pula pihak yang serta merta hanya menyalin hasil pencarian di internet ataupun hasil penulusuran Artificial Intelligence (AI).
Mencegah adanya perilaku curang dari celah-celah tersebut, sivitas akademika mesti lebih lihai. Di Universitas Negeri Padang (UNP) misalnya, para dosen dibekali dengan perangkat lunak atau software. Di mana perangkat tersebut bisa mendeteksi orisinalitas karya.
"Di UNP setiap dosen dibekali dengan software Turnitin untuk melihat sejauh mana orisinalitas karya yang dibuat," kata Rektor UNP Ganefri kepada Medcom.id, Jumat 26 Juli 2024.
Menurutnya, peranan dosen pembimbing sangat menentukan untuk mengantisipasi perjokian. Untuk itu dosen diharapkan menjaga integritasnya. "Dosen yang membimbing skripsi ini juga selalu kami ingatkan akan penguasaan materi oleh mahasiswa. Jadi mahasiswa pun bisa diminta bertanggung jawab atas karyanya," tutur dia.
Diketahui Turnitin merupakan merupakan teknologi AI yang memiliki kemampuan pendeteksi tulisan AI. Dalam wawancara dengan Medcom.id beberapa waktu lalu, Wakil Presiden Regional Turnitin Asia Pasifik, James Thorley mengakui jika banyak siswa yang mengerjakan tugas penulisan dengan memanfaatkan ChatGPT.
AI Turnitin, kata dia, tidak hanya bekerja mendeteksi tulisan. Namun jauh dari itu, AI Turnitin dapat mendeteksi plagiarisme bahkan dalam penggunaan kata.
"AI kami mampu mendeteksi kemungkinan penggunaan kata. Karena AI seperti ChatGPT untuk penggunaan kata dapat diprediksi dan dideteksi lebih awal," kata James.
Viral sebuah unggahan warganet di media sosial Twitter/ X terkait penggunaan joki untuk pengerjaan tugas sekolah ataupun skripsi. Melalui akun @abigailimuriaa, pengguna dengan nama Abigail mengungkapkan keresahaanya terkait pengguna dan penyedia jasa joki skripsi.
"Ini banyak banget yang pakai, tapi dinormalisasi sampai orang tuh enggak tahu kenapa joki itu salah," kata Abigail di X dikutip Jumat 26 Juli 2024.
Bahkan ia menemukan, jika ada akun yang dengan sengaja mempromosikan jasa joki tersebut. Dan di dalam diskusi pada promosi tersebut, banyak temuan jika tidak sedikit yang tidak paham jika penggunaan joki adalah sebuah kesalahan di lingkungan akademik.
"Mau itu skripsi, tugas sekolah kalau dikerjakan orang lain itu kan bohong, itu penipuan. Karena nanti yang harusnya lulus, yang dapat nilai itu kan semestinya si joki yang ngerjain tugasnya," sebut dia.
Warganet lainnya @tikaalmira dengan nama akun Tika pun mengkritisi hal tersebut. Bahkan dalam cuitannya ia melampirkan perusahaan rintisan atau startup yang diduga menyediakan jasa joki.
"Aku enggak setuju kalau yang salah cuma yang pakai jasanya. Karena faktanya, market dari sisi supply-nya menyeramkan juga. Yang lebih bikin kaget lagi adalah ada perusahaan joki yang udah ber-PT, hampir 300K (300 ribu) followers di Instagram," tulis Tika.
Adapun perusahaan yang disebut Tika dalam cuitannya adalah PT Gisaka Dinasti. PT Gisaka Dinasti menyediakan jasa tersebut dengan nama dagang Kerjainplis.
Dalam keterangannya, Kerjainplis adalah startup yang berdiri pada 2018 dan bergerak di bidang layanan jasa pengerjaan tugas. Kerjainplis kata Tika, telah banyak dipromosikan oleh selebgram atau influencer Tanah Air.
Baca juga: Rektor UNP: Perjokian Dosa Besar yang Memalukan
|
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id