Laki-laki yang akrab disapa Maul itu viral di media sosial TikTok usai video transisi foto dirinya dengan 21 logo universitas ternama luar negeri. Remaja kelahiran Sukoharjo, 20 Desember 2004 ini berprestasi sejak SMA dengan mengikuti Olimpiade Siswa Nasional (OSN) bidang Geografi dan Kebumian.
Semasa sekolah Maul terkenal aktif mengikuti kegiatan sekolah, khususnya proses belajar. Maul bercerita mulai suka dengan bidang goegrafi dan berprestasi sejak bangku SMP saat gurunya menjelaskan tentang geografi fisik di mata pelajaran IPS.
“Waktu itu aku tertarik sama penjelasan guruku di SMP tentang batuan, bagaimana bumi terbentuk. Hingga masuk SMA aku senang bisa mempelajari geografi lebih lanjut dan bertekad untuk berprestasi di bidang tersebut,” ujar Maul dikutip dari laman Puspresnas, Rabu, 26 Juli 2023.
Maul berhasil mendapat medali perunggu di bidang geografi pada kompetisi pertamanya di tingkat nasional saat SMA. Tahun berikutnya, ia kembali mengikuti OSN di bidang kebumian dan mendapat medali perunggu.
Dari banyak kompetisi yang diikuti, kompetisi OSN merupakan paling mengesankan. “Karena saya merasakan tahapan dari kabupaten/kota, provinsi, hingga akhirnya bisa di tahap nasional.” beber dia.
Setelah meraih medali perunggu di OSN, Maulana lanjut mengikuti Pelatnas (Pelatihan Nasional). Saat itulah dia mengetahui pemenang OSN bisa menjadi penerima Beasiswa Indonesia Maju (BIM).
Maul lantas mempersiapkan mendaftar BIM mulai dari mengikuti tahap esai hingga wawancara sejak April 2022. Hingga akhirnya saat duduk di kelas 12 pada Juni 2022, Maulana diterima menjadi salah satu penerima BIM, salah satu program dari Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang memberikan beasiswa untuk melanjutkan kuliah di luar negeri.
“Setelah saya diterima menjadi salah satu awardee BIM, saya memiliki visi ke depan untuk berkuliah di luar negeri karena lolos di BIM adalah suatu kesempatan besar yang harus saya manfaatkan sebaik-baiknya,” kata laki-laki yang hobi bermain bulu tangkis itu.
Kemudian, pada November 2022, dia mulai mendaftar di universitas di luar negeri. Maul mendaftar sampai Maret 2023.
"Alhamdulillah, banyak diterima, salah satunya adalah universitas impian saya, University of California, Berkeley, Amerika Serikat dengan jurusan teknik sipil,” beber Maul.
Dia mengakui jurusan pilihannya berbeda dengan bidang yang ia tekuni selama tiga tahun terakhir. Namun, Maulana melihat hal itu berbeda.
“Saya melihat setelah saya mendalami bidang geografi dan kebumian, saya sadar bahwa saya juga tertarik dengan pembangunan di Indonesia dan pembangunan secara sustainable ke depannya. Di mana nanti saya akan banyak belajar tentang pembangunan dan bagaimana bangunan tersebut bisa berdiri, sehingga bisa berkontribusi untuk Indonesia ke depannya,” tutur dia.
Maul mengaku mencapai di titik saat ini bukan hal mudah. Dia mesti menghadapi berbagai rintangan. “Sangat diuji saat saya harus membagi waktu antara untuk belajar OSN dengan kegiatan di sekolah dan menjaga nilai sekolah saya tetap baik,” ujar Maulana.
Maulana juga mengikuti Pelatnas dengan tahap yang sangat panjang. Sekali Pelatnas, bisa memakan waktu 2-4 minggu. Sehingga, Maulana harus meninggalkan kegiatan di sekolah.
“Aku banyak ketinggalan pelajaran, tugas-tugas hingga ulangan saat itu. Saya merasa kelelahan namun tetap saya jalani saja pelan-pelan, karena pasti bukan hanya saya saja yang capek di sini, peserta yang lain juga,” kenang dia.
Saat mendaftarkan diri di universitas luar negeri dia juga mesti menyiapkan esai, berlatih, dan belajar untuk tes IELTS. “Saya harus belajar untuk kampus impian juga, terlebih saat itu esai saya harus melewati banyak revisi sebelum siap untuk di submit ke universitas yang saya tuj,” beber dia.
Namun, hal tersebut bisa dilewati dengan baik oleh Maulana. Dia tidak mau menyerah atau berhenti di satu titik. Dari awal, Maulana mempunyai motivasi ingin berprestasi dan berkuliah di luar negeri.
"Saya akan selalu ingat hal itu. Terutama untuk membanggakan kedua orang tua saya yang selalu mendukung setiap langkah-langkah yang saya punya,” ujar dia.
Maulana percaya dengan proses panjang yang dilewati saat ini akan berbuah manis ke depannya. Dia bercerita kedua orang tuanya tidak menyangka Maulana lolos beasiswa ke luar negeri.
Sebab, mereka tidak memaksakan apa pun kepada Maulana dan berpikir anaknya akan berkuliah di dalam negeri. "Namun setelah saya mendapatkan kesempatan ini orang tua saya juga mendukung saya dan mendoakan yang terbaik,” ujar anak keempat dari lima bersaudara ini.
Maulana mengaku untuk sampai di titik sekarang, banyak orang sekitarnya sangat berpengaruh di setiap langkah yang ia pijak. Selain orang tua, sosok teman seperjuangan juga sangat berpengaruh bagi Maulana.
“Saya punya beberapa teman dekat untuk tempat saya bercerita, berbagi, jadi kami bisa saling berkeluh kesah dan memberikan solusi. Kebanyakan dari mereka adalah sesama penerima BIM yang memiliki impian yang sama,” kata dia.
Peran sekolah juga sangat berpengaruh di dalam prosesnya hingga sekarang. Guru-guru di SMAN 3 Semarang memberikan dispensasi saat Maulana mesti mengikuti OSN dan Pelatnas.
"Memberikan saya izin saat harus susulan,” kata Maulana.
Sekolah juga sangat mendukung penuh dan membantu saat dirinya membutuhkan. Maulana mengaku tidak mempunyai cara spesial untuk sampai di titik ini.
Dia melakukan hal yang sama seperti orang lain, yakni dengan belajar pada umumnya. Namun, kata dia, satu yang penting konsisten.
“Yang paling terpenting adalah konsisten, saat menjelang olimpiade saya belajar hampir setiap hari dan harus dipaksakan serta ingat apa tujuan dan motivasi awal saya," tutur dia.
Saat ini, Maulana mulai mempersiapkan hal-hal yang diperlukan sebelum keberangkatannya ke Amerika. Dia juga sedang mengurus berbagai berkas dan VISA yang dibutuhkan oleh universitas yang dituju.
Maulana merasa terbantu dengan beasiswa BIM. Sebab, dapat meringankan pengeluaran orang tuanya sehingga lolos di beasiswa ini adalah sebuah pencapaian terbesar baginya.
“Dari Beasiswa Indonesia Maju, saya banyak belajar bahwa kesempatan itu jangan disia-siakan dan memanfaatkannya dengan baik. Karena BIM, saya bisa berkesempatan kuliah ke luar negeri,” ujar dia.
Sebelum lulus dari masa SMA pada Mei 2023, Maulana juga aktif dalam berbagai kegiatan sekolah. Walaupun ia hanya berfokus pada OSN, namun dia pernah menjadi anggota forum diskusi ilmiah dan klub bisnis.
Dalam organisasi, Maulana juga saat ini menjabat sebagai anggota divisi acara dan operasi pada Perhimpunan Pelajar Sains Nasional (PPSN). Dia berharap bisa selalu mempertahankan prestasi dan memperoleh nilai yang memuaskan dan bisa berkontribusi dari ilmu yang ia dapat di luar negeri nanti.
Dia bakal belajar dengan giat dan ingin kembali berprestasi di kampus impiannya dan mendapat IPK yang baik. “Sosok yang menjadi inspirasi saya adalah gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang merupakan lulusan dari University of California dan saya tertarik untuk mengikuti jejak beliau dan kembali untuk berkontribusi bagi Indonesia,” tutur dia.
Maulana juga membagikan pesan kepada siswa-siswa lain yang masih belajar. “Pesan saya, semangat selalu dalam belajar dan bekerja keras untuk menggapai impian hingga mencapai tujuan yang diinginkan. Terus berjuang dan jangan pernah berhenti di tengah jalan,” pesan dia.
Baca juga: Mau Dapat Beasiswa Indonesia Maju Non-degree? Pastikan Punya Prestasi di 4 Bidang Ini |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News