Pengamat pendidikan Doni Koesoema. Zoom
Pengamat pendidikan Doni Koesoema. Zoom

Cegah Paham Radikal, Sekolah Disarankan Bentuk Ekskul Keagamaan Mandiri

Ilham Pratama Putra • 29 Desember 2020 14:09
Jakarta: Pengamat pendidikan Doni Koesoema mengatakan paham radikalisme dan intoleran di antara siswa tidak lahir dari sekolah. Melainkan, dari lingkungan sekitar mereka.
 
Doni pun meminta sekolah dapat membentuk ekstrakurikuler keagamaan secara mandiri. Hal ini agar siswa tidak disusupi paham keagamaan yang tak benar dari luar sekolah.
 
Doni mengatakan, ada guru yang tidak percaya diri mengelola sendiri kegiatan keagamaan untuk anak didiknya. Alhasil, sang guru justru meminta peserta didik untuk ikut kegiatan keagaman di luar lingkungan sekolah. 

"Namun, tertangkaplah anak ini dengan kelompok yang mengarah ke intoleran dan radikalisme," ujar Doni dalam diskusi daring, Selasa, 29 Desember 2020.
 
Doni mengaku menemukan kondisi ini berdasarkan berbagai hasil penelitian. Doni mengatakan, banyak kegiatan ekstrakurikuler di luar kendali sekolah malah menjerumuskan siswa.
 
Baca: KPAI: 5,25% Sekolah Sudah Gelar Pembelajaran Tatap Muka
 
"Karena dari penelitian ada kegiatan ekskul yang menjerumuskan anak ke kelompok-kelompok radikalisme dan ini terjadi di Jawa Barat," terangnya.
 
Doni mengatakan, sekolah harus mampu mewadahi siswa secara mandiri. Keberadaan kegiatan ekstrakurikuler pun harus dapat diawasi.
 
"Maka sungguh kegiatan ekskul itu perlu kita awasi menjadi sebuah sistem yang menumbuhkan nilai-nilai prinsip penyelenggaran pendidikan," kata Anggota Badan Standar Nasional Pendididikan (BSNP) itu.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan